JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku dirinya telah berulang kali mengigatkan agar para bupati dan wali kota di Jateng mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 setelah libur lebaran.
Hal ini ia sampaikan kepada Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Ganip Warsito saat melakukan kunjungan kerja di Jateng.
Namun, Satgas COVID-19 Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini mencatat setidaknya ada delapan Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan kasus secara signifikan meliputi Sragen, Tegal, Brebes, Banyumas, Cilacap, Karanganyar, Wonogiri dan Kudus.
“Kaget gitu ya. Dia tidak prediksi, dia tidak antisipasi, lalu berikutnya panik,” kata Ganjar dalam Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 di Gedung Pemda Provinsi Jawa Tengah, Rabu, 2 Juni.
BACA JUGA:
Ganjar berujar kenaikan kasus COVID-19 yang tinggi seperti di Kabupaten Kudus juga terjadi karena prediksi-prediksi lonjakan kasus tahun lalu tidak dicermati dengan baik, sehingga menimbulkan kepanikan.
Padahal Ganjar mengaku telah berulang kali meminta agar pemerintah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan angka kasus dapat segera mengambil langkah konsolidasi dan menghindari pemahaman seolah-olah dapat melakukan penanganan sendiri.
Bahkan, Ganjar berkelakar bahwa dirinya sudah seperti guru bimbingan penyuluhan (BP) atau bimbingan konseling (BK) yang tugasnya memperingatkan atau membimbing siswa nakal atau kurang patuh terhadap peraturan di sekolah.
"Jadi ini saya sudah seperti guru BP/BK. Ada anak-anak nakal, kumpul, lalu njeweri siji-siji (menjewer satu-satu),” kelakar Ganjar.
Menanggapi hal itu, Ganip menyebutbakan untuk membantu dan mendorong pemerintah daerah untuk mengendalikan kasus COVID-19 melalui berbagai langkah-langkah yang tepat dan terpadu.
“Kita akan dorong semoga penanganan COVID-19 ini menjadi lebih baik dan kasus dapat dikendalikan,” ujar Ganip.