Bagikan:

JAKARTA - Lembaga survei Indonesian Presidential Studies (IPS) menyebut ada tiga figur atau tokoh kuat yang akan meramaikan kontentasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Salah satunya adalah Anies Baswedan. 

Direktur Riset IPS, Arman Salam mengatakan tiga jagoan yang selalu muncul di posisi teratas survei yang dua kali dilakukan IPS adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

"Kalau kita lihat dari dua kali survei ini, ada tiga jawara. Kalau saya sebut itu bang jago. Jadi tiga jawara terindikasi selalu bersaing ketat di papan atas survei. Prabowo, Anies, dan Ganjar," katanya dalam diskusi virtual, Selasa, 1 Juni. 

Namun, Arman tidak menyebutkan berapa persentase yang didapatkan ketiga figur ini berdasarkan survei IPS. Meski begitu, Arman menegaskan tiga nama tersebut masih terus bertarung secara ketat berdasarkan survei yang telah dilakukan IPS.

"Saya kira kalau bicara yang paling tinggi tidak juga Anies. Saling berganti-ganti. Ada Prabowo, Anies, dan Ganjar. Pada survei kedua ada sedikit penurunan di Prabowo. Tapi tiga tokoh ini memang bersaing ketat," jelasnya. 

Arman mengatakan untuk dua tokoh yakni Anies dan Ganjar memang relatif tidak naik ekstrem. Menurut dia, hasil tersebut masih rata-rata belum akhir. 

Menurutnya, dukungan dalam pertarungan baik pilkada maupun pilpres dipengaruhi sejumlah hal. Pertama adalah tingkat keterkenalan figur atau calon. Kedua, adalah tingkat kesukaan. 

"Bagaimana figur tersebut bisa disukai publik. Tentunya calon bisa melakukan aneka treatment sosial, apa pun bentuknya yang bisa memberikan dampak positif terhadap tingkat ketersukaan," tutur dia. 

Ketiga, tingkat kepantasan atau penerimaan publik terhadap calon yang diusung, melalui elektabilitasnya. 

"Yang ingin saya katakan adalah kuncinya adalah sekarang bagaimana calon-calon itu bekerja keras, berlomba melakukan kerja-kerja politik. Kemudian membentuk tim-tim yang efektif, juga menggunakan cara sarana atau strategi-strategi politik yang juga efektif dan efisiensi. Karena nanti ujung-ujungnya adalah elektabilitas ini akan menjadi moncer," papar dia.