Direktur Riset IPS: Anies Cukup Bagus untuk 2024, Tapi Tidak Punya Kontrol Partai
Anies Baswedan (DOK Instagram aniesbaswedan)

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga survei Indonesian Presidential Studies (IPS) menyebut ada tiga figur atau tokoh kuat yang akan meramaikan kontentasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024, salah satunya Anies Baswedan. Direktur Riset IPS, Arman Salam mengatakan Anies merupakan figur atau tokoh yang mumpuni untuk 2024. 

Namun, kata Arman, jika dibandingkan dengan figur lainnya seperti Prabowo Subianto atau Puan Maharani, Anies posisinya tidak imbang. Karena Anies tidak memiliki kontrol terhadap partai. Sebab, Anies tidak memilik partai politik. 

"Anies ini cukup bagus. Tetapi sayangnya Anies tidak memegang kontrol atau tidak memegang remote control partai," kata dia dalam diskusi virtual, Selasa, 1 Juni. 

Menurut Arman, jika Anies ingin maju pada kontestasi pemilihan presiden 2024, maka Anies harus berjuang lebih keras. Kata dia, Gubernur DKI Jakarta ini harus bisa memposisikan diri cemerlang dibanding calon-calon lain.

"Nah kalau bicara partai mana yang berpeluang mendukung Anies? semua partai akan mengejar. Makanya kuncinya bagaimana sekarang Anies bisa bekerja dengan dasar tadi indeks keterkenalan terus didongkrak, tingkat ketersukaan, dan elektabilitasnya," ujarnya. 

Karena itu, kata Arman, Anies harus memiliki tim yang solid untuk mendukungnya maju di Pilpres 2024. Tim ini, kata Arman, harus mendongkrak indeks keterkenalan, ketersukaan hingga elektabilitas Anies. 

"Saya kira itu harus dikerjakan oleh tim-tim yang terstruktur, masif tentunya. Sehingga nanti ujungnya partai yang akan antre,” jelasnya. 

Sementara itu, Pemerhati Jakarta Maman Firmansyah mengatakan jika Anies ingin maju di Pilpres 2024, harus mulai membuka jaringan kerja dengan seluruh provinsi di Tanah Air, di dua tahun terakhir kepemimpinannya di DKI Jakarta. 

"Bagaimana pun (Anies) dalam dua tahun (terakhir) harus membuka jaringan, dan saya harap beliau kalau yang dipilih oleh masyarakat, jangan juga gampang terjebak dengan tawaran-tawaran, yang kemudian dua tahun terakhir malah makin melemah dukungan masyarakat atau simpati publik," kata dia.