Gubernur DIY Kecewa Ego Warga Tinggi Langgar Prokes hingga Muncul Klaster COVID-19
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X

Bagikan:

YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai selama momentum Lebaran ego masyarakat masih tinggi melanggar protokol kesehatan. Akibatnya muncul dua klaster penularan COVID-19 di wilayahnya.

"Masyarakat cenderung tak peduli, egonya tinggi. Mau syawalan, bertemu teman. Mestinya jangan melanggar," kata Sri Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, dikutip Antara, Senin, 31 Mei.

Dua klaster penularan COVID-19 antarawarga muncul di DIY yakni di Padukuhan Ngaglik, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman dengan 55 orang terkonfirmasi terpapar.

Kemudian di Dusun Nglempong, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak muncul klaster halalbihalal dengan 52 kasus corona.

Sebelumnya, Sultan telah mengeluarkan imbauan agar selama lebaran masyarakat tidak bersilaturahmi secara tatap muka dan menggantinya secara virtual.

"Ya sebetulnya kan ini (munculnya dua klaster) contoh gitu lho kita tahu bahwa kerumunan itu tidak boleh ya. Kita juga keluarkan keputusan kalau mau syawalan mau silaturahmi harus swab. Tapi saya kira itu pun tidak dilakukan," ujar Sultan.

Dia menyayangkan sikap warga yang abai dengan aturan dan imbauan yang tidak menunjukkan sikap menjaga diri sendiri dan menghargai orang lain.

"(Sebagian masyarakat) tidak memahami bahwa yang dilakukan tak memenuhi aturan. Saya khawatir mereka tak pernah menyesali itu. Saya harapkan tak seperti itu," katanya.

Raja Keraton Yogyakarta ini berharap klaster dengan paparan mencapai ratusan orang itu tidak merembet ke lokasi lain di Sleman.

Sultan meminta pemerintah setempat mengambil langkah tepat untuk menekan laju penularan agar tidak semakin meluas.

"Caranya ya harus cepat menangani. Swab (setelah) lima hari, mana positif-negatif, ditunggu 10 hari lagi. Dalam kondisi itu, tumbuh lagi tidak di lokasi yang sama," kata Sultan.