Bagikan:

YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta kasus penularan COVID-19 yang muncul di sejumlah sekolah ditangani cepat sehingga tidak menjadi klaster.

"Yang penting cepat ditangani, untuk tidak jadi klaster," kata Sultan di kompleks Kepatihan, Yogyakarta dikutip Antara, Rabu, 27 Oktober.

Menurut dia, kasus penularan COVID-19 seperti yang muncul di SMPN 2 Pakem, Sleman serta di SDN Sukoharjo dan SMKN 1 Sedayu, Bantul bukan terjadi akibat pelaksanaan pembelajaran tatap muka, melainkan disebabkan aktivitas siswa di luar sekolah.

"Bukan dari sekolah ya, tapi memang dari luar, terbawa (ke sekolah)," kata dia.

Karena itu, solusinya adalah dengan meminta siswa yang positif COVID-19 melakukan isolasi di rumah. Sultan pun tetap melanjutkan pelaksanaan PTM karena kasus bukan disebabkan dari klaster sekolah.

"Saya kira sekolah, pemda, sudah maksimal. Dalam arti tidak hanya vaksin, tapi kan sekolah sudah mempersiapkan. Perlu dilihat apakah OTG itu dari luar atau dari sekolah. Kalau dari sekolah ya di-close, kalau dari luar ya bagaimana diisolasi. Tapi kan rata-rata dari luar," kata Sri Sultan.

Sementara itu,  Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya memastikan seluruh sekolah berbagai jenjang di DIY telah memahami dan mematuhi ketentuan pelaksanaan PTM terbatas. Pihaknya bakal mengevaluasi pelaksanaan PTM di lima kabupaten/kota di DIY.

"Tentunya kita gunakan sebagai evaluasi. Apakah kita harus memperketat protokol kesehatan di sekolah, itu kita lakukan," kata dia.

Selain itu, Disdikpora DIY juga bakal melakukan tes COVID-19 kepada siswa secara acak.

"Bergiliran, secara acak. Pengambilan sampel mungkin 10 persen dari jumlah siswa," kata dia.