Konglomerat Sayap Kanan Mantan Pasukan Komando Israel Ini Bisa Akhiri Kekuasaan Benjamin Netanyahu
Israel Naftali Bennett. (Wikimedia Commons/The Israel Project)

Bagikan:

JAKARTA - Kursi kekuasaan Perdana Menteri Israel bisa jadi akan segera berpindah, dari Benjamin Netanyahu yang telah 12 tahun mendudukinya, berganti pada pemerintahan koalisi partai-partai yang disebut anti-Netanyahu. Dan, sosok Naftali Bennett memegang kunci. 

Bukan tanpa alasan, pria yang mendukung pencaplokan Tepi Barat dan menyebut pembentukan Negara Palestina sebagai bunuh diri bagi Israel ini, merupakan tokoh politik berpengaruh sekaligus konglomerat teknologi.

Israel diketahui telah empat kali menggelar Pemilu sejak April 2019 silam yang ebrakhir tanpa pemenang yang jelas. Terbaru, Pemilu 23 Maret lalu berakhir imbang antara sayap kanan, blok agama pimpinan Netanyahu maupun calon aliansi lawan-lawan politiknya yang memenangkan mayoritas parlemen. 

Masa depan politik Israel bisa terwujud dalam dua hal, pertama mengelar Pemilu kelima Israel, atau yang kedua membentuk pemerintahan persatuan. Manuver politik Bennet, bisa mengubah peta politik Israel kedepannya. 

Pada Hari Minggu kemarin, Bennet menyatakan dukungannya untuk pemerintah persatuan Yair Lapid dari Partai Yesh Atid, yang secara otomatis akan menjatuhkan Benjamin Natanyahu dari kursi perdana menteri setelah 12 tahun berkuasa

Melansir Times of Israel Senin 31 Mei, Bennet menyebut pilihannya adalah Pemilu ke lima atau membentuk blok perubahan dengan partai-partai anti-Netanyahu.

Sementara itu, langkah ini memungkinkan Yair Lapid mengumpulkan koalisi partai-partai sayap kanan, sentris dan kiri untuk memberikan kekahalan pertama bagi Netanyahu sejak 1999, seperti dilaporkan Reuters. Sebab, Yesh Atid merupakan partai kedua setelah Partai Likud sayap kanan pimpinan Netanyahu dalam Pemilu lalu. 

Bergabungnya Bennett dengan kubu Lapid, akan memberikan tambahan enam kursi bagi koalisi anti-Netanyahu di Parlemen Israel, sehingga ia kelak bisa membuat pemerintahan yang solid. 

Jika ada yang perlu dikhawatirkan oleh koalisi anti-Netanyahu adalah, jalur politik Bennet yang ingin memperluas pencaplokan pemukiman di Tepi Barat, mengenyampingkan pembentukan Negara Palestina yang disebutnya bunuh diri untuk Israel.

"Bagaimana dengan keamanan Israel? Bagaimana musuh-musuh akan melihat kita? Bagaimana reaksi di Iran dan Gaza? Bagaimana dengan reaksi dari Washington?" sebut Netanyahu terkait kemungkinan kemenangan lawan politiknya. 

Jika Lapid gagal mengumumkan pemerintahan yang baru pada 2 Juni mendatang, sesuai batasan Konstitusi untuk membangun pemerintah koalisi selama 28 hari. Makan, Israel akan menggelar Pemilu lagi.

naftali bennet
Naftali Bennett. (Wikimedia Commons/Dovereconomy at Hebrew Wikipedia)

Bareng Netanyahu

Masih berusia 49 tahun, Bennett merupakan putra imigran Amerika yang juga merupakan mantan pasukan komando Israel yang tergabung dalam Unit Maglan yang bernaung di bawah Sayeret Matkal, Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Lahir di Kota Haifa, Israel, dari imigran dari San Francisco, Bennett adalah seorang Yahudi religius Ortodoks modern. Dia tinggal bersama istrinya, Gilat, seorang koki dan keempat anak mereka di pinggiran Kota Raanana yang makmur di Tel Aviv.

Bennett telah memiliki hubungan yang panjang dengan Netanyahu antara 2006 - 2008, sebagai asisten senior pemimpin oposisi saat itu. 

Bennett 'menyerbu' politik nasional pada 2013, mengubah partai pro-pemukim di Tepi Barat, dan menjabat sebagai menteri pertahanan serta pendidikan dan ekonomi di berbagai pemerintahan Netanyahu.

Sebagai mantan pemimpin Yesha, gerakan pemukim utama di Tepi Barat, Bennett menjadikan aneksasi bagian-bagian wilayah yang direbut Israel dalam perang tahun 1967 sebagai fitur utama dari platform politiknya.

Seperti Netanyahu, Bennett fasih berbahasa Inggris dengan aksen Amerika dan menghabiskan sebagian masa kecilnya di Amerika Utara, tempat orang tuanya menjalani cuti panjang.

Saat bekerja di sektor teknologi tinggi, Bennett belajar hukum di Universitas Ibrani Yerusalem. Pada tahun 1999, ia membentuk perusahaan rintisan dan kemudian pindah ke New York. Di tahun 2005, ia menjual perusahaan perangkat lunak anti-penipuan bentukannya, Cyota ke perusahaan keamanan Amerika Serikat RSA senilai 145 juta dolar AS tahun 2005.

Setelah Pemilu pada Maret lalu, Bennett yang memimpin partai sayap kanan Yamina, mengatakan pemungutan suara kelima akan menjadi bencana nasional dan mengadakan pembicaraan dengan blok kiri-tengah yang merupakan oposisi utama untuk Netanyahu.

Untuk diketahui, sebagai pendukung liberalisasi ekonomi, Bennett telah menyuarakan dukungan untuk memotong birokrasi dan pajak pemerintah. Selain itu, berbeda dengan beberapa mantan sekutunya di bidang hak beragama, Bennett secara komparatif liberal dalam isu-isu seperti hak gay dan hubungan antara agama dan negara di negara di mana para rabi Ortodoks memiliki pengaruh yang kuat.