Diskusi dengan Mesir, Menlu Israel Ingin Bangun Gencatan Senjata Permanen dengan Hamas
Ilustrasi anak-anak Palestina dengan tentara Israel di perbatasan. (Wikimedia Commons/Harry Pockets)

Bagikan:

JAKARTA - Untuk pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir Menteri Luar Negeri Israel, mengunjungi Mesir dalam upaya membangun uapay damai mengakhiri pertikaian dengan militan Palestina, Hamas. 

Menlu Israel Gabi Ashkenazi menemui Menlu Mesir Sameh Shoukry pada Hari Minggu 30 Mei di Kairo. Selain mengakhiri pertikaian bersenjata, sejumlah hal juga dibahas kedua pejabat. 

Mesir membantu menengahi gencatan senjata 21 Mei untuk menghentikan pertempuran terburuk dalam beberapa tahun antara Israel dan Hamas, kelompok Islam yang memerintah Gaza. Dan bekerja dengan Amerika Serikat serta mitra regional untuk memperluas menjadi gencatan senjata yang lebih permanen.

Dalam pertemuan dengan Gabi Ashkenazi kali ini, Sameh Shoukry menegaskan perlunya mempertimbangkan kepekaan khusus yang terkait dengan Yerusalem Timur, Masjid Al-Aqsa dan semua situs suci Islam dan Kristen, seperti melansir Reuters Senin 31 Mei.

Bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina di sekitar Masjid Al-Aqsa selama Bulan Suci Ramadan, diketahui ikut membantu memicu konflik kedua belah pihak bulan ini.

"Mesir mengulangi seruannya untuk menciptakan suasana yang sesuai untuk menghidupkan kembali pembicaraan antara Israel dan Palestina, dengan tujuan mencapai solusi dua negara," sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir. 

Sementara Ashkenazi mengatakan, dia akan berdiskusi dengan para pejabat Mesir untuk membuat gencatan senjata permanen dengan Hamas, bersama dengan cara-cara untuk membantu membangun kembali Jalur Gaza.

Terpisah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjamu kepala intelijen Mesir Abbas Kamel di Yerusalem. Netanyahu mengatakan pertemuannya membahas masalah keamanan regional, sekaligus cara untuk mencegah Hamas menyedot bantuan sipil untuk memperkuat kemampuannya.

Pejabat Palestina telah menetapkan biaya rekonstruksi puluhan juta dolar dari serangan Israel di Gaza, di mana pejabat medis mengatakan 248 orang tewas selama 11 hari pertempuran. Israel juga sedang memperbaiki kerusakan yang disebabkan roket dan rudal Palestina, yang menewaskan 13 orang di Israel.

Selain Netanyahu, dalam kunjungan kali ini Kamel juga bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah pada Hari Minggu, menyampaikan pesan dari Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi yang menegaskan dukungan Mesir untuk Palestina dan Abbas, kata kantor berita negara MENA.

Baik Netanyahu dan Ashkenazi sama-sama menggaris bawahi, tujuan utama Israel adalah untuk mengamankan kembalinya dua warga sipil Israel dan dua tentara yang ditahan selama bertahun-tahun di Gaza oleh Hamas.

Dalam unggahannya di Twitter usai pertemuan, Ashkenazi menyebut Mesir sebagai sekutu regional penting, untuk perdamaian di kawasan Timur tengah.

"Kita semua perlu bertindak untuk mencegah penguatan elemen ekstremis yang mengancam stabilitas regional, dan untuk memastikan pemulangan orang hilang dan tahanan. dipegang oleh Hamas," tulisnya. 

Melansir MENA, Presiden Sisi mengarahkan pejabat Mesir untuk melanjutkan upaya dan pertemuan untuk menyelesaikan masalah tahanan dan orang hilang antara Israel dan Hamas, Minggu 30 Mei.

Pekerjaan Mesir untuk menengahi dan mengamankan gencatan senjata telah mendorongnya menjadi sorotan diplomatik, mendorong keterlibatan kembali tingkat atas dari Washington dan membayangi langkah-langkah beberapa negara Arab untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.