Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid meminta pemerintah terus berupaya mendapatkan sertifikat WHO untuk vaksin Sinovac. Hal ini agar jemaah haji Indonesia yang sudah divaksin dapat lolos persyaratan untuk menjalankan ibadah haji dengan kuota terbatas dari Pemerintah Arab Saudi.

“Ini akan jadi masalah serius, sebab yang memilih vaksin bukan umat Islam Indonesia, tapi pemerintah dan Bio Farma," ujar Nusron dalam keterangannya, Rabu, 26 Mei.

"Akan jadi ironis dan tragis kalau sudah mahal-mahal dibeli dengan dana negara, ternyata tidak juga memudahkan umat untuk bisa naik haji,” sambungnya.

 

Politikus Golkar itu berharap dalam satu atau dua pekan kedepan, vaksin Sinovac sudah mendapat sertifikat dari WHO.

 

“Kalau sertifikasi WHO segera keluar, ini akan bisa dijadikan sebagai alat atau sarana diplomasi agar sebagian umat Islam masih bisa naik haji seperti Negara-negara lain,” kata Nusron.

Sebelumnya, Dirut BioFarma Honesti Basyir mengungkapkan, diperkirakan satu atau dua pekan ke depan vaksin Sinovac sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO.

“Kita sudah berusaha maksimal dan akan kita push agar vaksin Sinovac bisa diterima di Pemerintah Arab Saudi,” katanya.

 

Diketahui, Pemerintah Arab Saudi mengonfirmasi akan mengizinkan jemaah haji dari luar negeri untuk melakukan ibadah haji 2021.

Untuk kuota jamaah hajinya hanya 60.000 orang dari seluruh dunia, dan untuk jamaah haji juga harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

 

Menurut sebuah laporan, Arab Saudi telah mengeluarkan daftar vaksin yang direkomendasikan, tidak termasuk vaksin yang diproduksi di China. Yakni vaksin Sinovac.