JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily, bersyukur vaksin Sinovac produksi China telah diberi lampu hijau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan darurat, yang merupakan prasyarat untuk menjadi penyedia COVAX. WHO mengumumkan hal tersebut pada Selasa, 1 Juni.
"Tentu ketika terbitnya persetujuan WHO terhadap vaksin Sinovac tentu melegakan kita semua," ujar Ace di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 Juni.
Menurut ketua DPP Partai Golkar itu, izin dari WHO akan menghilangkan keraguan masyarakat mengingat sebagian besar vaksin COVID-19 di Indonesia menggunakan Sinovac. Termasuk calon jemaah haji.
"Dengan demikian maka seharusnya kita semua tidak ragu lagi bahwa Sinovac vaksin yang dapat digunakan dalam keadaan darurat untuk masyarakat Indonesia yang memang sebagian besar sudah menggunakan vaksin tersebut," jelas Ace Hasan.
Ace berharap izin dari WHO bisa memberikan kepastian bagi calon jemaah haji yang juga terkendala penggunaan vaksin Sinovac untuk masuk ke Arab Saudi. Diketahui sebelumnya, Arab Saudi telah mengeluarkan daftar vaksin yang diperbolehkan namun Sinovac tak termasuk didalamnya.
"Memang kendala vaksin ini sudah tidak menjadi masalah bagi kita," kata Ace Hasan.
BACA JUGA:
Diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan sertifikasi kepada vaksin buatan China yakni Sinovac.
Namun Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel menyatakan, hingga saat ini belum ada pengumuman resmi terkait diperbolehkannya penggunaan vaksin Sinovac untuk ibadah haji.
Arab Saudi belum mengizinkan masuk jamaah haji yang telah disuntik vaksin Sinovac lantaran merk buatan China itu belum mendapatkan sertifikasi dari Badan Kesehatan Dunia.
"Di web WHO belum muncul. Di sini belum ada pengumuman resmi," ucap Agus, Selasa, 2 Juni.
Salah satu vaksin yang telah mendapatkan sertifikasi WHO yakni AstraZeneca, karenanya Saudi memperbolehkan merk tersebut. Tetapi, warga Indonesia yang sudah menerima vaksinasi lebih banyak menggunakan merk Sinovac ketimbang AstraZeneca.