Bagikan:

JAKARTA - PDIP dinilai bakal merugi apabila menjegal Ganjar Pranowo ikut dalam kontestasi Pilpres 2024. Namun, ternyata elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu belum terlalu tinggi untuk membuat partai moncong putih menyesal melepaskannya. 

 

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga, menilai dampak politik apabila PDIP tidak mencalonkan Ganjar pada pilpres 2024, tidak terlalu besar. Pasalnya, dalam catatan berbagai survei elektabilitas Ganjar belum menyentuh 20 persen.

"Kalau elektabilitas Ganjar masih 20 persen ke bawah, peluang menang pada Pilpres sebenarnya masih kecil. Itupun kalau surveinya dilaksanakan secara objektif dan menerapkan prosedur survei dengan benar," ujar Jamiluddin dikutip Jumat, 28 Mei.

Menurutnya, PDIP baru akan merugi apabila elektabilitas Ganjar sudah di atas 30 persen. Sebab, dengan elektabilitas setinggi itu peluang PDIP memenangi Pilpres 2024 cukup besar.

Karenanya, kata dia, PDIP tidak akan merasakan dampak politik yang besar baik mendukung atau tidak mendukung Ganjar. Terlebih, di internal PDIP banyak kader yang layak diusung dan bisa ditingkatkan elektabilitasnya untuk menghadapi Pilpres mendatang.

"Waktu masih cukup bagi PDIP untuk mempersiapkan kadernya menuju Pilpres 2024," kata Jamiluddin.

Kemudian, kader PDIP juga dikenal memiliki militansi yang cukup baik. Siapa pun yang diusung PDIP, otomatis mesin partai akan bergerak untuk merebut kemenangan.

"PDIP punya kader militan yang siap bergerak meningkatkan kandidat yang direstui Ketua Umumnya Megawati.  Para kadernya ini dapat bergerak di darat maupun di dunia Maya," tandasnya.