Bagikan:

JAKARTA - Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 terpantau melorot di beberapa survei terbaru. Penurunan ini dinilai pengaruh kekisruhan di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga, menilai kekisruhan yang terjadi antara aparat dengan warga di Desa Wadas tersebut menjadi bola liar yang merugikan Ganjar.

Dalam konteks ini, kata dia, Puan Maharani yang selama ini menjadi rivalnya dalam pencapresan diuntungkan dengan menurunnya elektabilitas Ganjar Pranowo itu.

"Kerugian Ganjar tersebut tentu menjadi keuntungan bagi Puan,” ujar Jamiluddin di Jakarta, Kamis, 17 Februari.

Menurut Jamiluddin, peluang pencapresan untuk Ganjar semakin kecil karena elektabilitasnya yang turun pasca kasus Wadas terlebih sebagai capres dari PDIP.

"Turunnya elektabilitas Ganjar tentu menguntungkan bagi Puan untuk melenggang menjadi capres dari PDIP,” katanya.

Meski begitu, Jamiluddin mengatakan, Ganjar masih dapat mengembalikan elektabilitasnya bila mampu menyelesaikan kasus Wadas. Bahkan, kata dia, elektabilitas Ganjar masih bisa meroket bila keberpihakannya kepada rakyat nyata, bukan hanya di medsos. 

"Tentu setiap kenaikan elektabilitas Ganjar akan membuat Puan uring-uringan. Sebab, kenaikan elektabilitas Ganjar akan menjadi kerikil bagi Puan untuk nyapres 2024,” kata Jamiluddin.

Sebelumnya, dalam hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei dan Polling Indonesia atau disingkat SPIN, elektabilitas Ganjar Pranowo turun akibat insiden Desa Wadas.

Survei elektabilitas yang dilakukan 31 Januari sampai 11 Februari 2022 mencatat margin of error atau disingkat MoE kurang lebih 2,8 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen. Dengan metode yang digunakan robability sampling dan multistage random sampling.

Menariknya, kata Direktur SPIN Igor Dirgantara, elektabilitas Prabowo Subianto dan Anies Baswedan diatas Ganjar Pranowo. Padahal menurutnya, Agustus 2021 elektabilitas Ganjar Pranowo berada eiangka 15,6 persen dan turun di Desember 2021 menjadi 13,1 persen.

Selanjutnya, elektabilitas Ganjar Pranowo terus menurun hingga Februari 2022.

“Pada Februari (2022) ini elektabilitasnya (Ganjar) turun lagi menjadi 12,8 persen,” ujar Igor, Senin, 14 Februari.