Bagikan:

JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menyayangkan respons ‘jangan takuti’ yang disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terkait pengepungan warga Desa Wadas oleh polisi dengan senjata lengkap. Ganjar kemudian meminta maaf atas peristiwa yang terjadi di desa tersebut.

"Sebagai gubernur, Ganjar seharusnya tidak membiarkan warganya dikepung aparat hukum dengan senjata lengkap. Sebab, warga Desa Wadas bukan rakyat yang melakukan tindak pidana yang membahayakan keamanan. Warga Desa Wadas hanya mempertahankan hak kepemilikan tanahnya untuk kelangsungan hidup keluarganya," ujar Jamiluddin di Jakarta, Rabu, 9 Februari. 

Menurut Jamiluddin, dalam kondisi seperti itu seharusnya warga mendapat perlindungan dari pemimpinnya. Sayangnya, Ganjar sebagai gubernur tidak melakukan hal itu.

"Ganjar justru tidak ngemong dan melindungi rakyatnya saat menghadapi masalah yang berkaitan dengan hajat hidupnya. Keberpihakan Ganjar kepada rakyat sama sekali tak terlihat," katanya.

Jamiluddin menilai, sikap Ganjar tersebut menghapus semua pencitraan dirinya selama ini. Ganjar yang dikesankan sosok yang dekat dan peduli rakyat tak terbukti sama sekali.

"Masyarakat dipertontonkan sosok Ganjar sebenarnya. Kepemimpinan Ganjar yang lemah justru terlihat menonjol dalam kasus warga Desa Wadas," katamu.

Dengan sosok Ganjar seperti itu, Jamiluddin memperkirakan akan mengubah persepsi masyarakat terhadap kader PDIP itu. Masyarakat akan menilai Ganjar bukan sosok ideal untuk memimpin Indonesia.

"Jadi, kasus warga Desa Wadas berpeluang besar menggerus elektabilitas Ganjar. Partai politik, termasuk PDIP, juga akan berpikir panjang untuk mengusung Ganjar pada Pilpres 2014," sambungnya.

"Puan Maharani tampaknya diuntungkan dengan adanya kasus tersebut. PDIP tampaknya akan semakin mantap untuk mengusungnya pada Pilpres 2024," kata Jamiluddin.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyampaikan permohonan maaf kepada warga atas situasi yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo.

"Saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat Purworejo dan wabilkhusus kepada masyarakat di Desa Wadas," kata Ganjar Pranowo dalam konferensi pers, Rabu, 9 Februari.

Permohonan maaf juga Ganjar sampaikan lantaran aparat kepolisian yang diterjunkan justru tidak betul-betul mengamankan lokasi.

"Karena kejadian kemarin mungkin ada kekerasan betul-betul tidak diamankan. Saya minta maaf," ujarnya.

Selain itu, Ganjar juga menyampaikan akan melepas warga yang diamankan pihak kepolisian di tengah kegiatan.

"Kemarin malam cukup intens komunikasi dengan pak kapolda untuk memantau perkembangan di Purworejo wabilkhusus di Wadas. Kami sepakat masyarakat yang kemarin diamankan akan dilepas," ujarnya.