Survei Indosrategi: Elektabilitas Pasangan Prabowo-Ganjar Capai 60,3 Persen Bila Bertarung dengan Anies-AHY
Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto/Kolase DOK ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Direktur eksekutif Indostrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam, membuat 4 (empat) simulasi dua pasangan calon Pilpres 2024.

Keempatnya, Prabowo Subianto-Puan Maharani, Prabowo-Ganjar Pranowo, Prabow -Erick Thohir dan Prabowo-Muhaimin Iskandar. Hasilnya, simulasi Prabowo-Ganjar memiliki tingkat elektabilitas lebih tinggi.

"Prabowo-Ganjar mendapat angka keterpilihan sebesar 60,3 persen bila bertarung dengan Anies-AHY. Prabowo  Erick memperoleh 54,5 persen bila bertarung dengan Airlangga-Ganjar. Sementara Prabowo - Muhaimin akan kalah bila bertarung dengan Ganja -Erick," ujar Arif dalam rilis survei, Senin, 7 November. 

Dalam survei elektabilitas capres, Prabowo masih menjadi top of mind dengan perolehan skor 31,8 persen. Sedangkan, Ganjar Pranowo berada di posisi kedua dengan 20,5 persen, disusul Anies Baswedan dengan 13,2 persen.

Arif menuturkan, mayoritas responden mengaku tidak yakin Ganjar Pranowo akan mendapatkan tiket dari PDI Perjuangan di Pilpres 2024 mendatang.

"Survei juga menemukan bahwa sebagian besar publik atau 70,8 persen tidak yakin PDIP akan mencalonkan Ganjar sebagai calon Presiden," katanya.

Ditambah lagi tiket politik Ganjar yang belum jelas di Pilpres 2024 juga membuat tingkat elektabilitasnya tidak terlalu terkerek, sekalipun banyak sekali gerakan relawannya yang melakukan penggalangan publik dan deklarasi di berbagai daerah.

"Banyaknya deklarasi dukungan terhadap Ganjar sepertinya tidak berimbas secara signifikan terhadap elektabilitasnya. Hal ini mungkin terjadi karena belum jelasnya posisi Ganjar sebagai Capres dari parpol mana," jelas Arif.

Arif menilai fenomena yang dialami Ganjar Pranowo saat ini sama persis dengan yang dialami oleh Anies Baswedan. Tingkat elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak naik signifikan sekalipun sudah digadang-gadang menjadi calon presiden dari Partai NasDem, bahkan cenderung menurun.

"Tren berbeda terjadi pada elektabilitas Anies. Keterpilihannya justru menurun dari 14,9 persen menurun 1,7 persen menjadi 13,2 persen. Tampaknya pencalonan Anies oleh NasDem dan belum jelasnya sebagai Capres dari parpol mana memberi efek yang sama seperti Ganjar," kata Arif.

Berbeda halnya dengan Prabowo, Arif menemukan, kekhawatiran publik terhadap turunnya tingkat elektabilitas Prabowo Subianto pasca memilih sikap politik untuk membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo di periode kedua ternyata tidak terbukti.

"Tampaknya dugaan akan terjadi penurunan elektabilitas Prabowo sebagai dampak bergabungnya ia ke dalam pemerintahan Jokowi tidak terjadi," katanya.

Bahkan kata Arif, jika melihat dari fenomena yang ada dan data survei tersebut, mayoritas pendukung Joko Widodo di Pilpres 2019 lalu pun ternyata memberikan apresiasi tersendiri kepada sosok menteri pertahanan itu. 

"Selain sikapnya didukung oleh sebagian besar pemilihnya di 2019, sikap Prabowo tersebut juga diapresiasi oleh kebanyakan pemilih Jokowi," pungkasnya. 

Survei Indostrategi dilakukan pada rentang waktu 27 Oktober - 5 November 2022 dengan melibatkan 1.230 responden di 34 provinsi di Indonesia. Metode survei menggunakan metodologi multistage random sampling dan Margin of Error (MoE) 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.