Agar Data COVID-19 Pemerintah Pusat dan Daerah Tak Berbeda
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito (Foto: dokumentasi BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah pusat menyiapkan penyajian data COVID-19 yang terintegrasi di seluruh provinsi se-Indonesia dalam satu platform. Sistem satu data ini bernama Bersatu Lawan COVID-19.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut, pembuatan sistem satu data diperlukan sebagai suatu mekanisme yang cepat dan valid untuk mendata besaran masalah COVID-19 di Indonesia.

"Diperlukan kolaborasi yang kuat, baik di tingkat pusat hingga daerah, kabupaten, kota, sampai dengan RT dan RW dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 ini," kata Wiku dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin, 27 April. 

Sistem satu data ini, kata Wiku, perlu diimplementasikan. Sebab, suatu data merupakan navigator dalam pembuatan suatu kebijakan pemerintah dengan keputusan yang tepat sasaran. 

"Dalam perjalanannya, pengimplementasian satu data diperlukan suatu perjalanan yang panjang dan memerlukan dukungan dari semua pihak," tutur Wiku.

Sistem satu data ini menjadi solusi untuk meminimalisasi perbedaan data antara pemerintah pusat dan daerah. Sebab, selama ini data persebaran COVID-19 pemerintah pusat dan daerah per hari kerap berbeda di sejumlah provinsi. 

Contoh perbedaan data bisa dilihat di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Jika dilihat dalam situs milik pemerintah pusat, yakni covid19.go.id, tercatat bahwa kasus positif COVID-19 DKI sebanyak 3.798, sembuh 335 orang, dan meninggal 353 orang.

Sementara, data yang dihimpun oleh Pemprov DKI di corona.jakarta.go.id, perkembangan kasus diperbarui 27 April pukul 10.30 WIB. Terdapat perbedaan perbaruan data dengan pemerintah pusat yakni kasus positif sebanyak 3.832 pasien, 338 orang sembuh, dan 375 meninggal dunia. 

Kemudian, pemerintah pusat menjabarkan kasus positif COVID-19 di Jawa Timur sebanyak 785 orang, sembuh 138 orang, dan meninggal 87 orang. Namun, data yang dihimpun Pemprov Jawa Timur dalam web infocovid19.jatimprov.go.id menyatakan kasus positif sebanyak 785 pasien, pasien sembuh menjadi 140 orang, dan 88 meninggal dunia. 

Lalu, di Provinsi Jawa Tengah, pemerintah pusat menyatakan ada 649 kasus positif, 99 orang sembuh, dan 36 orang meninggal. Sementara, data yang dihimpun Pemprov Jawa Tengah dalam web corona.jatengprov.go.id menyatakan perkembangan kasus positif sebanyak 677 pasien, jumlah pasien sembuh menjadi 88 orang, dan 64 meninggal dunia. 

"Data yang makin terbuka tidak berarti langsung sempurna. Besarnya masalah di Indonesia masalah komunikasi, kerja sama lintas sektor, itu selalu menjadi tantangan kita bersama. Tetapi, dari hari ke hari, kerja samanya makin meningkat sehingga kualitas datanya juga semakin baik," pungkasnya.