Wawali Solo: Kasus COVID-19 Naik, Pemerintah Pusat Minta Daerah Genjot Vaksinasi
Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengikuti rapat secara daring dengan Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan di Solo, Sabtu (11/6/2022). ANTARA/HO-Pemkot Surakarta

Bagikan:

SOLO - Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan pemerintah pusat meminta daerah menggenjot vaksinasi penguat di tengah kenaikan kasus COVID-19 di dalam negeri.

"Tadi yang disampaikan Pak Luhut salah satunya terkait vaksinasi booster di Jateng masih rendah, kalau Solo sudah 58 persen itu khusus lansia," kata Teguh usai mengikuti rapat secara daring dengan Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan di Solo dikutip Antara, Sabtu, 11 Juni.

Sedangkan secara keseluruhan di luar kelompok lanjut usia, dikatakannya, capaian vaksinasi di Solo sudah lebih dari 90 persen.

Meski capaiannya sudah baik, pihaknya tetap memfasilitasi vaksinasi penguat kepada masyarakat yang belum memperolehnya dengan mendatangi masing-masing dari pintu ke pintu.

"Dari TNI/Polri harus ikut menerjunkan tenaga kesehatan juga," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta untuk laju kasus COVID-19 di Solo masih terhitung landai atau rendah. Hingga Sabtu (11/6) jumlah kasus aktif COVID-19 di Solo sebanyak enam orang.

Dari total kasus ini empat orang di antaranya menjalani isolasi mandiri dan dua yang lain dirawat di rumah sakit.

"Intinya COVID-19 kita sudah landai semua, terutama Jawa-Bali. Memang di Bali dengan adanya kasus di Singapura muncul di sana WNA yang positif, tetapi itu OTG (orang tanpa gejala). Dia juga isoman di hotel sesuai protap hanya lima hari, kalau dicek lagi negatif ya sudah boleh (keluar)," katanya.

Sesuai dengan yang dikatakan pemerintah pusat, dikatakannya, yang harus lebih diwaspadai adalah daerah yang menjadi pintu internasional, di antaranya Jakarta dan Bali.

"DKI memang ada peningkatan jumlah kasus, secara nasional tertinggi DKI. Selain jadi pintu internasional juga wilayah aglomerasinya masih rawan. Oleh karena itu, vaksin harus sesuai harapan, harus selesai," katanya.

Terkait