Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya 42 warga Palestina tewas, termasuk 10 0rang anak-anak dalam serangan udara yang dilakukan militer Israel di Gaza pada Hari Minggu.

Korban tewas di Gaza melonjak menjadi 192, termasuk 58 anak-anak, kata Kementerian Kesehatan Palestina, di tengah serangan udara dan artileri Israel yang intensif sejak pertempuran meletus Senin lalu. Sementara, sepuluh orang tewas di Israel, termasuk dua anak, kata pihak berwenang Israel.

Di rumah-rumah yang hancur selama serangan Israel di lingkungan Gaza pada Minggu pagi, warga Palestina bekerja untuk membersihkan puing-puing dari salah satu bangunan yang hancur, menemukan mayat seorang wanita dan pria.

"Ini adalah momen-momen mengerikan yang tidak dapat digambarkan oleh siapa pun. Seperti gempa bumi yang melanda daerah itu," kata Mahmoud Hmaid, ayah tujuh anak yang membantu upaya penyelamatan, melansir Reuters, Senin 17 Mei.

Militer Israel mengatakan, korban sipil tidak disengaja. Menurut mereka, serangan udara yang dilakukan ditujukan untuk menyerang sistem terowongan bawah milik militan Hamas yang menguasai Gaza.

"Fasilitas militer bawah tanah runtuh, menyebabkan fondasi rumah sipil di atasnya juga runtuh, menyebabkan korban yang tidak diinginkan," sebut pernyataan militer Israel.

Sebaliknya, Hamas menyebut serangan udara ini sebagai pembunuhan yang sudah direncanakan sebelumnya. 

Di Gaza, Juru Bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan: "Seperti biasa, Israel mencoba menyesatkan opini publik melalui kebohongan ini dalam upaya untuk membenarkan kejahatan dan melarikan diri dari tanggung jawab."

Terpisah, pejabat Hamas lainnya, Sami Abu Zuhri, mengatakan kepada Reuters, apa yang terjadi pagi ini adalah pembunuhan yang telah direncanakan sebelumnya.

"Gambar-gambar dari apa yang terjadi dan dari tempat kejadian membuktikan bahwa bangunan-bangunan itu ditargetkan secara langsung, yang menyebabkan mereka runtuh," ujarnya melalui telepon dari Istanbul, Turki.

Meski demikian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut, pihaknya akan melanjutkan penggunaan kekuatan penuh terhadap Palestina.

Netanyahu juga membela serangan udara Israel pada Hari Sabtu yang menghancurkan gedung 12 lantai tempat Associated Press dan jaringan TV Al Jazeera berkantor. Dia mengatakan, struktur itu juga menampung kantor intelijen kelompok militan dan dengan demikian menjadi target yang sah.

"Kami bertindak sekarang dan selama diperlukan, untuk memulihkan ketenangan dan ketenangan Anda, warga Israel. Ini akan memakan waktu," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi setelah bertemu dengan kabinet keamanannya.