JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dikabarkan "terguncang" melihat banyaknya korban tewas di Jalur Gaza. Guterres juga merasa "sangat terganggu" oleh serangan udara Israel yang menghancurkan menara berisi sejumlah kantor media internasional.
Dilansir dari laman France 24, Minggu 16 Mei, komentar Guterres tersebut dilontarkannya usai Israel menggempur Gaza melalui serangan udara yang menewaskan 10 orang dari satu keluarga. Serangan bertubi-tubi itu juga menghancurkan menara 13 lantai bernama al-Jalaa.
"Sekjen terguncang dengan jumlah korban warga sipil yang terus bertambah, termasuk kematian 10 orang dari satu keluarga," ujar juru bicara Guterres, Stephane Dujarric.
"Beliau juga sangat terganggu oleh hancurnya sebuah bangunan tinggi di kota Gaza yang menampung sejumlah kantor media internasional dan beberapa unit apartemen," imbuh Dujarric menyampaikan apa yang dilontarkan Guterres.
Dujarric menambahkan, Guterres juga mengingatkan semua kubu bahwa menyerang warga sipil dan bangunan media merupakan pelanggaran terhadap aturan internasional. Hal itu menurut Guterrses seharusnya sebisa mungkin dihindari.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, serangkaian serangan udara dari Israel sejak 10 Mei lalu telah menewaskan 145 orang, termasuk 41 anak-anak, dan melukai 1.100 lainnya. Ini merupakan aksi kekerasan terburuk di kawasan sejak 2014.
Sementara di Gaza, Hamas telah melepaskan setidaknya 2.300 roket ke arah Israel. Jumlah korban tewas serangan Hamas mencapai 10 orang, termasuk seorang anak kecil dan satu prajurit, dengan korban luka lebih dari 560.
Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, telah mencegat sebagian besar roket yang diluncurkan Hamas.