JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pihaknya akan terus melancarkan serangan ke jalur Gaza selama diperlukan. Sejauh ini, konflik Israel dan Palestina telah menewaskan 148 warga Palestina dan 10 warga di Israel.
"Israel masih di tengah-tengah operasi ini, masih belum berakhir dan operasi ini akan berlanjut selama diperlukan," kata Netanyahu dilansir The Guardian pada Minggu, 16 Mei.
Konflik antara Israel dan Palestina kembali memanas sejak pertempuran yang dimulai pada Senin, 10 Mei dini hari. Israel telah melancarkan lebih dari 1.000 serangan udara dan artileri ke jalur pantai yang berpenduduk padat.
Israel mengatakan serangan itu ditujukan ke Hamas dan sasaran militan lainnya. Sementara, Hamas dan kelompok militan lainnya telah menembakkan sekitar 2.300 roket dari Gaza ke militer Israel.
Hamas memulai serangan roketnya pada hari Senin, setelah berminggu-minggu ketegangan atas kasus pengadilan untuk mengusir beberapa keluarga Palestina di Yerusalem Timur, dan sebagai pembalasan atas bentrokan polisi Israel dengan warga Palestina di dekat masjid kota al-Aqsa.
Kepala Hamas Ismail Haniyeh mengatakan, penyebab utama permusuhan itu adalah Yerusalem. “Zionis mengira mereka bisa menghancurkan masjid al-Aqsa. Mereka mengira bisa menggusur orang-orang kami di Sheikh Jarrah. Saya katakan kepada Netanyahu, jangan bermain-main dengan api,” kata Haniyeh pada Sabtu, 15 Mei malam.
PBB telah mencoba turun tangan untuk meredam ketegangan di Jalur Gaza. Namun, hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Upaya diplomasi sejauh ini belum mampu menghentikan pertumpahan darah.
BACA JUGA:
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dikabarkan "terguncang" melihat banyaknya korban tewas di Jalur Gaza. Guterres juga merasa "sangat terganggu" oleh serangan udara Israel yang menghancurkan menara berisi sejumlah kantor media internasional.
"Sekjen terguncang dengan jumlah korban warga sipil yang terus bertambah, termasuk kematian 10 orang dari satu keluarga," ujar juru bicara Guterres, Stephane Dujarric.
"Beliau juga sangat terganggu oleh hancurnya sebuah bangunan tinggi di kota Gaza yang menampung sejumlah kantor media internasional dan beberapa unit apartemen," ucap Dujarric menyampaikan apa yang dilontarkan Guterres.
Dujarric menambahkan, Guterres juga mengingatkan semua kubu bahwa menyerang warga sipil dan bangunan media merupakan pelanggaran terhadap aturan internasional. Hal itu menurut Guterrses seharusnya sebisa mungkin dihindari.
Pada Sabtu kemarin, muncul juga aksi demonstrasi yang mengutuk tindakan Israel di Gaza terjadi di seluruh dunia, termasuk di London, Eropa, AS, dan Australia.