Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa salut dengan sosok pekerja bangunan difabel Mabesad Sandi Rihata. KSAD memuji Sandi dengan kepribadian yang bertanggung jawab tidak hanya soal pekerjaan tetapi juga keluarga.

Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan Sandi tidak hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saja, tetapi juga menjadi sosok yang mengayomi adiknya.

Adik Sandi bernama Iis Riani awalnya menderita sakit fistula ani. Berkat kegigihan Sandi, sang adik mendapatkan bantuan pengobatan dari Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa dan kini Iis sudah sembuh.

Kemudian setelah sembuh, Sandi tidak berhenti dalam mengayomi adiknya, ia menanyakan apakah sang adik bisa mendapatkan batuan soal pekerjaan dari Jenderal TNI Andika Perkasa.

"Contoh bagus itu, kakak seperti mas Sandi, masih punya kemauan menolong adiknya," kata KSAD Jenderal Andika Perkasa dikutip Antara, Selasa, 11 Mei

Setelah mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari Kasad Sandi mendorong adiknya untuk ikut rekrutmen pegawai pegawai Rumah Sakit (RS) TK III Ciremai milik TNI Angkatan Darat di Cirebon, Jawa Barat.

Iis dinyatakan lulus dan dapat bergabung sebagai pegawai RS Ciremai. Kemudian, Kasad pun memberikan kelonggaran waktu bekerja bagi Sandi dalam menuntaskan tanggung jawab dalam mengayomi sang adik.

Jenderal TNI Andika Perkasa memerintahkan agar Sandi pulang ke rumah agar bisa mengantar adiknya bekerja pada hari pertama.

"Bilang Iis harus rajin, jangan malu-maluin mas Sandi, harus rajin harus bisa, daripada kerja di pabrik sepatu lagi," kata Kasad menitipkan pesan untuk Iis ke Sandi. 

Awalnya adik dari pekerja bangunan Mabesad itu bekerja di pabrik sepatu di Jawa Barat, kemudian setelah mendapat bantuan dari Kasad Iis kini bekerja di RS TK III Ciremai.

Kepala Rumah Sakit Ciremai Letkol CKM dr Andre Novan mangatakan, kebetulan rumah sakit yang dipimpinnya memang sedang membuka rekrutmen tenaga kerja. Kemudian Iis Riani berminat bergabung sebagai pegawai di RS Ciremai.

"Secara tes, rekrutmen dan lain-lainnya tetap dilakukan secara transparan, mengikuti aturan-aturan, proses seleksi yang kami lakukan," tutur Letkol CKM dr Andre Novan.