JAKARTA - Perhelatan Pilpres 2024 masih 3 tahun lagi, namun prediksi-prediksi politik sudah mengehangat. Selain Prabowo Subianto, sejumlah nama dan tokoh bakal calon presiden paling berpeluang pun bermunculan, seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad mengatakan gelaran Pilpres 2024 nampaknya akan lebih menarik lantaran tidak ada petahana ikut berkompetisi. Sebab tak ada lawan berat untuk dikalahkan, persaingan ketat hanya terjadi di antara para calon.
"Memang tokoh yang muncul ini bukan tokoh baru tapi lama, yang hari ini memegang jabatan di posisi penting lain," ujar Andriadi dihubungi VOI, Selasa, 11 Mei.
Misalnya, Anies Baswedan. Anies merupakan tokoh lama bahkan sebelum menjadi menteri pendidikan, ia merupakan seorang akademisi top yang berubah haluan menjadi politisi.
"Apalagi Anies dikenal cukup bagus selama menjalankan pemerintahan kurang lebih 3 sampai 4 tahun ini," kata Andriadi.
Kemudian, Ganjar Pranowo. Dia merupakan politikus PDIP yang sudah beberapa periode menduduki kursi anggota DPR. Kemudian pada 2013 Ganjar menjadi gubernur Jawa Tengah hingga dua periode.
"Jawa Tengah kan sekitar 30 juta (penduduk, red) artinya ya lumayan besar Jawa Tengah. PDIP juga pemenang pemilu, basis utamanya Jawa Tengah. Jadi seru, istilahnya itu jadi menarik," ucap Andriadi.
Begitu juga Ridwan Kamil. Mulanya ia sebagai top arsitektur di Bandung kemudian mencoba peruntungan menjadi wali kota Bandung dan terjun sebagai gubernur Jawa Barat.
"Jawa Barat kan cukup banyak juga, ada sekitar 40 juta penduduk. Jabar kan sebagai penyangga ibukota juga, jadi posisinya itu strategis sehingga ketiga tokoh ini istilahnya disiapkan untuk mengganti Jokowi yang habis 2024 ini," tuturnya.
"Dan mereka ini jadi top memang. Posisi mereka adalah wajah lama, dan mereka berada di provinsi strategis. Misalnya Anies Baswedan, siapa yang enggak tahu kan (Jakarta, red) etalase Indonesia. Artinya dia adalah tokoh Indonesia walaupun sebenarnya memang tokoh juga tapi walaupun gubernur tetap dia jadi tokoh," sambung Andriadi.
Selain itu, ada nama lain seperti Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini.
Khofifah, kata Andriadi, juga merupakan tokoh yang menarik untuk dicalonkan di Pilpres 2024. Sebab, dia merupakan salah gubernur perempuan aktif di Indonesia saat ini.
"Bahkan hari ini, setelah Ratu Atut yang menjadi gubernur perempuan pertama adalah Khofifah ini satu-satunya. Artinya beliau cukup (berpeluang, red). Dia wajah lama juga sejak era Gus Dur sudah menjabat jadi, pernah jadi anggota DPR, terakhir menteri lagi, menteri sosial, sekarang gubernur. Ya bisa saja beliau. Cuma, beliau di bawah calon-calon yang ada," terangnya.
BACA JUGA:
Lagipula, menutut Andriadi, di Indonesia masih kurang untuk menginginkan presiden dari kalangan perempuan. Dulu pun Megawati lantaran Gus Dur mundur dari jabatannya sebagai presiden. Kebetulan juga Megawati adalah seorang putri proklamator RI, Soekarno.
"Artinya untuk presiden perempuan masih belum, mungkin wakil. Menurut saya sih untuk posisi wakil bolehlah menjadi salah satu kandidat, tapi untuk presiden saya pikir belum," katanya.
Sama seperti Khofifah, kans Tri Rismaharini pun demikian. Namun, Khofifah lebih siap untuk memimpin sesuatu yang lebih besar.
"Saya pikir kalau dua ini Risma dan Khofifah agak sebanding ya, ada plus minus. Tapi dilihat dari segi kesiapan, tentu Khofifah lebih siap karena beliau sudah terbiasa di posisi-posisi besar," jelas Direktur eksekutif Nusantara Institute PolCom SRC itu.
"Bu Risma shock, masa menteri keliling-keliling ke bawah itu kan shock situation lah, yang biasanya di wali kota terus tiba-tiba jadi menteri. Artinya kesiapan untuk capres saya pikir enggak ya, tapi untuk DKI Jakarta bisa jadi 2024," kata Andriadi.