Bagikan:

JAKARTA - Komisi Nasional (Komnas) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) terus melakukan investigasi terkait meninggalnya Trio Fauqi Virdaus setelah menerima vaksin AstraZeneca. Hingga saat ini belum ditemukan cukup bukti penyebab warga Buaran, Jakarta itu meninggal dunia akibat vaksin.

"Oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari dalam keterangan tertulis dikutip Selasa, 11 Mei.

Hingga saat ini, kata dia, berdasarkan data Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

Dalam beberapa kasus, meninggalnya seseorang setelah mendapatkan vaksin disebabkan karena hal lain. "Bukan dari vaksinasi yang diterimanya," tegasnya.

Trio yang berusia 22 tahun tersebut, meninggal dunia pada Kamis, 6 Mei lalu. Dia meninggal sehari setelah mendapat suntikan vaksin AstraZeneca. 

Awalnya, Trio merasakan gejala demam panas setelah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca di Istora Senayan pada Rabu, 5 Mei. Esoknya, kondisi Trio melemah. 

 

Ia lalu dibawa ke rumah sakit. Namun, nyawanya tak dapat diselamatkan.

Setelah kejadian tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku telah berkoordinasi dengan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono untuk membicarakan kasus kematian warga DKI usai mendapat suntikan vaksin AstraZeneca.

"Kejadian ini perlu menjadi perhatian amat serius karena kita sedang membangun kepercayaan masyarakat untuk mau melakukan vaksinasi," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin, 10 Mei.

Kata Anies, saat ini dirinya tengah menunggu penelitian dari Kemenkes yang tengah mencari tahu penyebab meninggalnya pemuda usai menerima vaksin COVID-19 asal Inggris tersebut.

Oleh sebab itu, ia belum memutuskan untuk menghentikan vaksinasi AstraZeneca yang saat ini tengah berjalan untuk kelompok masyarakat di RW kumuh dan daerah zona rawan COVID-19.

"Sampai dengan saat ini belum ada arah kebijakan yang berubah. Jadi masih sama. Kan vaksinasi ini tidak bisa berjalan sendiri," ungkap Anies.