Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku telah berkoordinasi dengan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono untuk membicarakan kasus kematian warga DKI usai mendapat suntikan vaksin AstraZeneca.

"Kejadian ini perlu menjadi perhatian amat serius karena kita sedang membangun kepercayaaan masyarakat untuk mau melakukan vaksinasi," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin, 10 Mei.

Kata Anies, saat ini dirinya tengah menunggu penelitian dari Kemenkes yang tengah mencari tahu penyebab meninggalnya pemuda usai menerima vaksin COVID-19 asal Inggris tersebut.

Oleh sebab itu, ia belum memutuskan untuk menghentikan vaksinasi AstraZeneca yang saat ini tengah berjalan untuk kelompok masyarakat di RW kumuh dan daerah zona rawan COVID-19.

"Sampai dengan saat ini belum ada arah kebijakan yang berubah. Jadi masih sama. Kan vaksinasi ini tidak bisa berjalan sendiri," ungkap Anies.

Pemuda 22 tahun asal Buaran, Jakarta, meninggal dunia setelah satu hari usai divaksinasi COVID-19. Hingga saat ini penyebab meninggalnya almarhum masih belum cukup bukti untuk dikaitkan dengan vaksinasi.

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Hindra Irawan Satari mengatakan pihaknya belum mendapatkan cukup bukti untuk mengaitkan kejadian itu dengan vaksinasi.

“Komnas bersama Komda DKI sudah audit bersama pada Jumat yang lalu, dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi, Oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut,” katanya.

Seperti diketahui, seorang pemuda asal Buaran, Jakarta Timur, bernama Trio Fauqi Virdaus meninggal setelah disuntik vaksin AstraZeneca pada satu hari sebelumnya.

Awalnya, Trio merasakan vejala demam panas setelah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca di Istora Senayan pada Rabu, 5 Mei.

Esoknya, kondisi Trio melemah. Ia lalu dibawa ke rumah sakit. Namun, nyawa Trio tak dapat diselamatkan. Trio dinyatakan meninggal pada Kamis, 6 Mei sekitar pukul 12.30 WIB.

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari mengaku saat ini pihaknya belum mendapatkan cukup bukti untuk mengaitkan kejadian itu dengan vaksinasi.

“Komnas bersama Komda DKI sudah audit bersama pada Jumat yang lalu, dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi, Oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut,” ujar Hindra.