Bagikan:

JAKARTA - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua tak henti-hentinya menebar aksi teror. Mereka seolah-olah menjadikan berbagai fasilitas pendidikan sebagai target sasarannya.

Belum lama ini, kelompok teroris Papua ini membakar bangunan yang berada di Kampung Kimak, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, pada Jumat, 7 Mei. Bahkan, mereka juga menembaki kantor polisi.

Namun, setelah dilakukan penyelidikan dan oleh tempat kejadian perkara, bangunan itu bukalah rumah penduduk. Melainkan, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).

"Dari hasil olah TKP, diketahui rumah yang dibakar oleh kelompok teroris adalah PKBM," ucap Satgas Humas Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusy, Sabtu, 8 Mei.

Saat ini, sambung Iqbal, tim Satgas Nemangkawi masih mengumpulan informasi dan petunjuk. Sebab, belum ada titik terang soal kelompok mana uang menjadi dalang pembakaran.

"Olah TKP ini untuk mencari dan mengumpulkan keterangan, petunjuk, barang bukti, identitas tersangka, dan saksi atau korban untuk kepentingan penyelidikan selanjutnya," ujar Iqbal.

Beberapa hari sebelumnya tepatnya 2 dan 3 Mei, KKB juga membakar sejumlah fasilitas umum. Tentu saja, sasarannya gedung sekolah, perumahan guru, gedung puskesmas dan akses jalan raya di sejumlah wilayah Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.

"Fasilitas yang dibakar dan dirusak oleh KKB yaitu lima ruang kelas SD Mayuberi, rumah dinas guru, gedung lama Puskesmas Mayuberi," ucap Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal

Selain itu, kelompok bersenjata yang kini dikategorikan sebagai kelompok teroris itu juga merusak fasilitas Jembatan Kimak, Jalan Tagaloa dan Jalan Wuloni (pintu angin).

Kejadian itu baru diketahui setelah seorang warga bernama Joni Elatotagam datang melapor ke Kepala Distrik (Camat) Ilaga Utara yang berada di Kimak, pada Senin, 3 Mei.

Bahkan, saat melakukan aksinya itu, kelompok KKB membagi tugas, ada yang bertugas membakar gedung lama puskesmas dan gedung SD Mayuberi, sementara kelompok yang lain bertugas merusak tiga titik ruas Jalan Mayuberi, Jalan Kimak dan Jalan Wuloni.

Ada juga kelompok bersenjata lainnya mengawal di pinggir jalan untuk mengamankan para simpatisannya yang bekerja melakukan pengerusakan fasilitas umum tersebut.

"Menurut laporan Bapak Joni Elatotagam, ada banyak sekali simpatisan KKB yang membantu melakukan pembakaran gedung sekolah dan puskesmas serta pengerusakan fasilitas jalan," kata Kamal.

Selain itu, jika melihat jauh ke belakag, dalam kurun waktu 3 pekan terakhir, KKB makin intens melakukan aksi kekerasan di Kabupaten Puncak, Papua. Anggota KKB menembak dua orang guru, yakni Oktavianus Rayo (42) dan Yonathan Rande (30).

Oktavianus ditembak pada hari Kamis, 8 April sedangkan Yonathan pada hari Jumat, 9 April. Selain itu, KKB juga membakar rumah guru dan tiga sekolah.

Pada hari Minggu, 11 April, KKB membakar sebuah helikopter yang sedang dalam perbaikan di Bandar Udara Aminggaru, Ilaga.

Berikutnya, pada hari Rabu, 14 April, KKB menembak mati tukang ojek di Kampung Eromaga. Sehari kemudian, Kamis, 15 April, kelompok teroris itu menembak seorang pelajar.

KKB terus melakukan aksi teror, hingga Minggu, 25 April Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha gugur dalam kontak senjata di Beoga.

Pengejaran terhadap KKB masih terus dilakukan walaupun pada hari Selasa, 27 April seorang anggota Brimob Bhrada Komang gugur, serta dua lainnya mengalami luka tembak.

Sampai saat ini, TNI-Polri masih memburu para kelompok teroris Papua ini. Sebab, teroris ini terbagi menjadi beberapa kelompok setiap menebar aksi teror.