Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) memaparkan jumlah pemeriksaan sampel swab secara nasional per 21 April sudah dilakukan sebanyak 50.370 spesimen. Pemeriksaan ini dilakukan di sejumlah laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dari pemeriksaan tersebut, lebih dari setengahnya sudah terdeteksi dan angka sampel positif terjangkit virus corona atau COVID-19 tembus diangka 7.135 spesimen. Sedangkan, sampel negatif dengan jumlah 39.038 spesimen.

"Spesimen yang kita periksa sudah mencapai 50.370. Kasus yang diperiksa sebanyak 46.173 orang," ucap Yuri di Graha BNPB, Jakarta, Selasa, 21 April.

Jumlah kasus positif tersebut merupakan hasil penambahan sebanyak 375 kasus baru dari jumlah sebelumnya. Kemudian, penambahan juga terjadi pada kasus sembuh yakni 95 orang.

Sementara, pada kasus meninggal dunia akibat COVID-19 mengalami peningkatan pada hari sebeluknya sebanyak 26 pasien. Sehingga, sebanyak 616 pasien tecatat menjadi korban virus SARS-CoV-2.

"Pada hari ini kita dapatkan 375 kasus konfirmasi baru, sehingga total menjadi 7.135 orang kasus sembuh bertambah 95 orang, sehingga total menjadi 842 orang. Kasus meninggal bertambah 26 orang, sehingga jumlahnya menjadi 616 orang," papar Yuri.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) di kabupaten/kota, tercatat Orang Dalam Pengawasan (ODP) mencapai 186.330 orang.

Sementara, untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP), mengalami pemikatan cukup banyak dengan jumlah 16.763 orang. Nantinya, spesimen dari PDP akan diperiksa di laboratorium dengan melakukan pemeriksaan realtime PCR.

Jumlah sampel yang sudah terdeteksi ini meningkat karena proses pemeriksaan spesimen swab menggunakan mesin ekstrasi robotik. Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) Prof Amin Soebandrio menerangkan, penggunaan teknologi tersebut bisa menambah hingga dua kali lipat pemeriksaan spesimen.

"Semula yang kapasitas ekstarasi hanya 180 sampel per hari sekarang menjadi 325 sampel per hari," kata Amin.

 

Saat ini, ada 3 unit mesin ekstraksi robotik yang bernama 'automatic spin column extraction'. Robot ini bertugas untuk mendeteksi spesimen terjangkit atau tidak virus corona. Jumlah sampel yang diperiksa bisa mencapai 1.116 spesimen per hari.

Teknologi tersebut sangat membantu ketika memeriksa sampel yang dikirim ke Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Sebab, untuk setiap harinya rata-rata spesimen yang diperiksa mencapai 314 sampel.

"Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah menerima 6.124 sampel atau rata-rata 314 sampel per hari. Berkisar dari 31 sampai 657 sampel per hari dan sampel yang dilakukan untuk pengujian ini berupa sampel swab," tandas Amin.