JAKARTA - Kalgen Innolab akan membantu pengadaan uji Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Laboratorium di bawah perusahaan PT Kalbe Farma Tbk siap melakukan tes terhadap ribuan spesimen yang diambil dari tes swab tiap bulannya.
"Tes PCR yang kita sediakan saat ini lima ribu tes yang akan kami lakukan di laboratorium, Kalgen Innolab," kata pimpinan Kalgen Innolab Sie Djohan dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Badan Nasional Pencegahan Bencana (BNPB), Kamis, 16 April.
Jumlah tersebut, kata dia, akan terus bertambah ketika alat ekstraksi otomatis telah sampai ke Jakarta, total mencapai mencapai 8.000, nantinya. Sehingga hal ini diharap makin banyak lagi kasus positif COVID-19 yang bisa terungkap.
Djohan menambahkan uji PCR ini tak akan memakan waktu hingga berhari-hari, hanya 24 jam sejak sampel dari tes swab diterima.
Selain itu, tak ada pungutan biaya untuk melakukan uji PCR tersebut. Namun, masyarakat yang ingin melaksanakan tes tak bisa datang ke sana. Sebab, laboratorium ini tidak menerima pengambilan sampel. Untuk sampel dari tes swab atau mengambil cairan dari rongga hidung atau tenggorokan, harus tetap dilaksanakan di rumah sakit rujukan.
"Sebagai laboratorium pemeriksaan COVID-19 Kalgen Innolab tidak melayani pasien perorangan, tetapi hanya menerima sampel dari rumah sakit khususnya rumah sakit rujukan COVID-19," tegasnya.
Selain memberikan bantuan uji PCR di laboratoriumnya, Djohan yang juga menjabat sebagai Direktur PT Kalbe Farma Tbk ini mengatakan, ada bantuan lainnya sebesar Rp25 miliar. Dana ini mereka siapkan untuk membantu penanganan COVID-19.
Di antaranya adalah menyediakan alat rapid test sebanyak 10 ribu untuk mendeteksi penyebaran virus tersebut melalui aplikasi telemedicine yaitu KlikDokter. Jika nantinya dari hasil tes tersebut pasien dinyatakan positif, selanjutnya mereka akan dirujuk ke rumah sakit untuk tes lanjutan dan mendapat perawatan.
Kemudian, Djohan mengatakan, ada 20 ribu alat pelindung diri (APD) yang akan disumbangkan ke rumah sakit di Jakarta dan berbagai daerah, serta satu juta masker untuk masyarakat. "Vitamin serta obat-obatan produk kami sendiri juga akan disumbangkan ke rumah sakit di berbagai daerah," ungkapnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, pemerintah semakin gencar mencari atau menelusuri contact tracing dari para pasien positf dengan cara memeriksa 10 ribu orang per hari dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Menurut juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri), hal ini dilakukan dengan cara mengaktifkan puluhan laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga, daya tampung dan pemeriksaan akan lebih besar dan efisien.
"Kita harus menuju target untuk melakukan 10.000 tes PCR realtime per hari, dengan mengaktifkan 78 laboratorium dari 32 laboratorium yang sebelumnya," ucap Yuri di Graha BNPB, Jakarta, Rabu, 15 April.
Pengaktifan laboratorium didukung dengan pengadaan alat atau reagen dan sumber daya manusia yang berasal dari relawan. Saat ini, alat atau reagen sudah didatangkan dalam jumlah besar dan secepatnya akan segera didistribusikan ke seluruh laboratorium untuk pemeriksaan spesimen.
"Kita sudah mendatangkan lagi sebanyak 150 ribu reagen PCR, dan ini akan segera untuk kita distribusikan ke laboratorium-laboratorium yang sudah menjadi jejaring dalam pemeriksaan COVID-19," tegas Yuri.
Berdasarkan data yang ada, sekitar 36.000 spesimen sudah diperiksa dengan merode PCR. Sampel tersebut berasal dari rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 se-Indonesia.
"Sampel ini berasal dari 196 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang saat ini merawat pasien COVID-19. Sudah lebih dari 800 rumah sakit baik miliki pemerintah pusat, pemerintah daerah milik BUMN, TNI dan Polri, milik swasta yang telah melakukan layanan rawatan pandemi COVID-19," tandas Yuri.