Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto memaparkan, perkembangan kasus per Rabu, 13 Mei pukul 12.00 WIB. Terjadi penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 689 pasien hari ini. Total kasus positif menjadi 15.438 orang. 

Meski begitu, ada kabar baik yang diterima. Jumlah kasus sembuh kian mengungguli kasus meninggal. Ada penambahan sebanyak 224 pasien sembuh, sehingga total menjadi 3.287 pasien. Sementara, pasien meninggal 21 orang, sehingga menjadi 1.028 pasien.

Kemudian, penambahan jumlah juga terjadi pada data pasien dalam pengawasan (PDP) dengan total keseluruhan mencapai 33.042 orang. Sedangkan, kasus orang dalam pemantauan (ODP) bertambah menjadi 256.299. 

"Ini data-data yang kami dapatkan. Kami masih yakini kasus penularan di masyarakat masih terjadi," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 13 Mei. 

Kemudian, pemerintah telah melakukan uji spesimen cairan liur (swab) atau Polymerase Chain Reaction (PCR) dan tes molekule cepat (TCM) sebanyak 169.195 kali pemeriksaan. Jumlah kasus yang diperiksa sebanyak 123.572 orang. 

Yuri melanjutkan, pemerintah telah mendistribusikan ribuan alat pemeriksaan COVID-19 tes cepat molekuler (TCM) dan mesin reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR).

Terhadap pemeriksaan TCM, per kemarin pemerintah telah mengirim 6.300 cartridge ke 64 rumah sakit di 64 kabupaten atau kota dalam 30 provinsi. TCM merupakan salah satu metode pemeriksaan yang bisa menghasilkan reaksi cepat. 

Alat ini melacak keberadaan antigen virus corona dalam cairan spesimen dan tingkat akurasinya cukup tinggi, yakni 95 persen. Namun, sebelumnya pemerintah sulit menggunakan metode ini karena sulitnya mencari persediaan alat yang menjadi rebutan banyak negara.

"Sekarang, Kabupaten dan kota mampu pemeriksaan mandiri pakai tes cepat molekuler," ujar Yuri. 

Selain itu, pemerintah juga meningkatkan penyediaan pemeriksaan mesin RT-PCR. Penambahan mesin ini digunakan lewat mesin yang selama ini mengukur vral load virus HIV-AIDS. 

RT-PCR merupakan tes yang paling banyak digunakan di seluruh dunia untuk mendeteksi virus corona. Mesin ini menguji spesimen dari sampel swab atau cairan liur yang diambil dari pangkal hidung maupun tenggorokan. 

Per kemarin, mesin RT-PCR viral load tersebut telah digunakan untuk melakukan ribuan tes di berbagai daerah. Di DKI, mesin RT-PCR ini telah menguji 2.592 kali tes di 2 rumah sakit, di Yogyarta 480 tes, Jawa Timur 768 tes, NTT 480 tes, Papua 1.440 tes. 

"Artinya, sekarang semakin banyak yang bisa kita lakukan untuk tes. Kami sebarkan juga (mesin RT-PCR) ke beberapa kota di Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Papua, Papua Barat, NTT, dan Maluku Utara," jelas Yuri.