PMI-Eijkman Kembangkan Plasma Darah Bantu Penyembuhan COVID-19
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Palang Merah Indonesia (PMI) bersama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman berencana mengembangkan plasma darah untuk membantu penyembuhan COVID-19. Plasma adalah cairan dari darah yang sudah dipisahkan dari butiran darah. 

"Baru ditandatangani MoU dengan lembaga Eijkman, dengan Profesor untuk pengelolaan plasma darah. Ini salah satu cara untuk pengobatan (COVID-19)," kata Ketua Umum PMI Muhammad Jusuf Kalla (JK) di Jakarta Selatan, Rabu, 15 April. 

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan, plasma darah yang bisa membantu penyembuhan pasien positif COVID-19 adalah milik orang yang telah sembuh dari virus corona. 

Plasma darah ini bisa diambil dari tubuh setelah 2 hingga 4 minggu seseorang yang telah sembuh. "Plasma itu mengandung antibodi yang sangat baik untuk bisa menetralisir virus. Ini diharapkan akan bisa membantu mempercepat penyembuhan pasien-pasien yang dalam kondisi berat" kata Amin. 

Sebenarnya, bukan berarti ada pasien yang tidak memiliki antibodi untuk melawan virus yang menyerang. Hanya saja, kata Amin, proses pengenalannya antibodi terhadap antigen itu bervariasi.

Dengan menggunakan plasma darah pasien sembuh, maka hal itu bisa memicu peningkatan antibodi seseorang dan membantu penyembuhan agar lebih cepat. 

"Kami menggunakan zat antibodi yang sudah ada di dalam plasma pasien yang sudah sembuh itu untuk ikut memerangi virus yang ada di dalam pasien-pasien yang sedang sakit. Mengingat, menunggu (penemuan) vaksin kan agak lama," tutur Amin. 

Di sini, PMI berperan untuk mengambil darah pasien untuk diubah menjadi plasma darah. Selain itu, PMI juga memiliki alat pengambilan plasma secara resmi. 

"Tentunya, ini harus dilindungi juga dengan perlindungan etik, persetujuan pasien, dan sebagainya. Sehingga, nanti plasma ini setelah diproses, setelah dipastikan bebas dari virus dan sebagainya akan bisa diberikan kepada pasien," jelas dia. 

Sebagai informasi, angka kasus COVID-19 di Indnoesnai masih terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data per 15 April, ada 297 kasus positif baru yang ditemukan dan total keseluruhan berjumlah 5.136 pasien.

Kemudian, untuk kasus sembuh juga mengalami penambahan sebanyak 20 orang yang jika dihitung secara nasional berjumlah 446 pasien.

Sedangkan, untuk kasus meninggal dunia, penambahan yang terjadi tergolong cukup rendah dengan jumlah 10 orang. Sehingga, secara keseluruhan berjumlah 469 pasien yang dinyatakan meninggal akibat COVID-19.