Pembatas Plastik, Cara Minimarket di Jepang Terapkan <i>Physical Distancing</i>
Ilustrasi foto (Mak/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut yang keluar ketika seseorang bersin atau batuk. Oleh karenanya, jaga jarak atau physical distancing menjadi perkara wajib yang dilakukan oleh orang-orang untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Atas dasar itu, Beberapa minimarket yang ada di Jepang telah mengambil tindakan baru berupa pemasangan pembatas plastik antara konsumen dan petugas kasir. Hal itu dilakukan sebagai langkah agar warga Jepang dapat berbelanja dengan nyaman sambil tetap menjaga jarak.

Seperti dilansir Reuters, berkat pemasangan pembatas plastik yang transparan di lokasi berbelanja, warga Jepang mengaku merasa semakin aman untuk berbelanja. “Saya sebenarnya merasa lebih aman," ucap pemilik restoran, Isao Otsuka yang berbelanja di gerai 7-Eleven.

Kalau ditotal, sekiranya ada sekitar 58 ribu minimarket di seluruh Jepang yang sebagian besarnya buka selama 24 jam. Beberapa di antaranya menjual segala sesuatu, mulai dari makan siang dalam bentuk bento boks hingga bir dan dasi. Bahkan, mereka juga menawarkan pengiriman paket dan layanan pembayaran tagihan.

Selain pembatas plastik, diketahui sebelumnya pemilik 7-Eleven, Seven & i Holdings pun sudah meminta pekerja toko untuk mengenakan masker, memeriksa suhu tubuh pelanggan, mencuci tangan dan mensterilkan bagian-bagian toko yang terekspos sebagai langkah agar tak tertular COVID-19.

Opsi menggunakan pembatas plastik pun diambil karena sebelumnya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan keadaan darurat di Tokyo dan enam prefektur lainnya pekan lalu sebagai tanggapan terhadap COVID-19. Mau tak mau, banyak bisnis di Tokyo dan tempat lain yang tutup, hingga menyisakan sebagaian besar minimarket tetap buka karena dianggap penting.

Langkah tersebut patut diapresiasi, apalagi jika melihat data terkini yang menunjukkan Jepang telah mencatat 7.411 kasus positif COVID-19 dan 138 orang meninggal dunia. Atas dasar itu, physical distancing adalah sesuatu yang tak dapat ditawar-tawar lagi sebagai cara melawan COVID-19.