Bagikan:

JAKARTA - Israel Defense Forces (IDF) dan badan intelijen dalam negeri Shin Bet mengumumkan serangan udara terhadap Kota Gaza, Palestina Hari Rabu menewaskan komandan Batalion Shejaiya Hamas, yang memimpin serangan terhadap Nahal Oz di Israel selatan.

Komandan yang tewas itu diklaim sebagai Haitham Razek Abd al-Karim Sheikh Khalil, komandan keempat Batalion Shejaiya yang tewas oleh IDF selama perang.

Sedikitnya 30 warga Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap wilayah Shejaiya, Kota Gaza.

Menurut IDF, serangan itu menargetkan pusat komando Hamas yang terletak sekitar satu kilometer dari pasukan Israel yang beroperasi di daerah itu.

"Beberapa teroris Hamas beroperasi di lokasi itu untuk merencanakan dan melakukan serangan teror terhadap warga sipil Israel dan pasukan IDF," kata militer, melansir The Times of Israel 10 April.

Serangan itu menewaskan Khalil, yang menurut IDF "memerintahkan penyusupan ke Nahal Oz selama pembantaian berdarah pada 7 Oktober."

Diketahui, serangan ke Nahal Oz terjadi pada 7 Oktober 2023, memicu konflik terbaru di kawasan kantong Palestina tersebut.

Selama perang, Khalil merencanakan dan melakukan serangan terhadap pasukan IDF di Gaza dan berupaya menanam bom di zona pertempuran, klaim militer.

Khalil sebelumnya memimpin kompi Pasukan Nukhba Hamas, dan baru-baru ini ditunjuk untuk memimpin Batalyon Shejaiya setelah pendahulunya, Jamil Omar Jamil Wadiya, tewas pada Bulan Maret.

Wadiya telah mengambil alih batalion tersebut setelah pendahulunya tewas pada Bulan Desember 2023. Pada tanggal 2 Desember 2023, IDF membunuh komandan Batalyon Shejaiya Wissam Farhat dan, seminggu kemudian, membunuh penggantinya Emad Qariqa.

Mengenai tewasnya sekitar 30 warga Palestina dalam serangan itu, IDF mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kerugian bagi warga sipil, termasuk dengan menggunakan "amunisi presisi", pengawasan udara dan intelijen lainnya.

"Organisasi teror Hamas secara sistematis melanggar hukum internasional sambil secara kejam mengeksploitasi bangunan sipil dan penduduk sipil sebagai tameng manusia untuk kegiatan terornya," kata militer Israel.