JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel Katz memperingatkan musuh-musuh Israel agar tidak menguji kemampuan pertahanan negara itu yang kuat, menegaskan sistem intersepsi laser Iron Beam hampir beroperasi selama kunjungan ke perusahaan teknologi pertahanan Rafael.
"Musuh-musuh kita harus tahu dan mengerti dengan jelas — kita punya banyak cara untuk memberikan pukulan yang menentukan. Jika mereka mengangkat tangan melawan Israel lagi — tangan itu akan terputus," kata Menhan Katz saat mengunjungi Rafael, dilansir dari The Times of Israel 16 Maret.
Teknologi Iron Beam yang canggih, yang menggunakan laser untuk mencegat roket dan drone dengan biaya yang jauh lebih murah daripada Iron Dome, akan diterapkan akhir tahun ini, menurut Kementerian Pertahanan.
"Sistem laser adalah senjata masa depan, yang mampu menetralkan seluruh lapisan ancaman dengan hasil yang luar biasa dan terus ditingkatkan. Warga Israel membutuhkan perlindungan ini," kata Menhan Katz.
Iron Beam tidak dimaksudkan untuk menggantikan Iron Dome atau sistem pertahanan udara Israel lainnya, tetapi untuk melengkapi dan melengkapinya, menembak jatuh proyektil yang lebih kecil dan menyisakan proyektil yang lebih besar untuk baterai berbasis rudal yang lebih kuat seperti sistem David’s Sling dan Arrow.
Menurut Kementerian Pertahanan, Iron Beam tidak kehabisan amunisi selama ada sumber energi.
BACA JUGA:
Menteri Pertahanan memuji teknologi penting yang dikembangkan oleh Rafael, seperti Iron Dome dan David’s Sling, yang telah melindungi warga Israel dari ancaman udara selama satu setengah tahun terakhir, kata Kementerian Pertahanan.
Pihak Israel mengatakan, sejak konflik terbaru pecah di Jalur Gaza, Palestina pada 7 Oktober 2023, lebih dari 26.000 roket, rudal dan drone telah diluncurkan ke Israel dari berbagai medan.