Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Amerika Serikat pada Hari Senin mendeportasi seorang Doktor dari Brown University, Rhode Island ke Lebanon pekan lalu, setelah ditemukan foto dan video terkait kelompok militan Hizbullah di folder item terhapus di telepon selulernya.

Rasha Alawieh yang juga asisten profesor pada universitas tersebut mengatakan, ia menghadiri pemakaman mendiang Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang dia dukung dari "perspektif agama" sebagai seorang Syiah saat diperiksa agen federal.

Departemen Kehakiman AS memberikan rincian tersebut saat berupaya meyakinkan hakim federal di Boston, bahwa petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) tidak dengan sengaja tidak mematuhi perintah yang dikeluarkannya pada Hari Jumat yang seharusnya menghentikan deportasi langsung Alawieh.

Wanita berkewarganegaraan Lebanon yang memegang visa H-1B, diperiksa pada Hari Kamis di Bandara Internasional Logan, Boston setelah kembali dari perjalanan ke Lebanon untuk menemui keluarga.

Sepupunya kemudian mengajukan gugatan hukum untuk menghentikan deportasinya.

Pengusirannya terjadi saat Pemerintahan Presiden AS Donald Trump berupaya untuk membatasi secara ketat penyeberangan perbatasan dan meningkatkan penangkapan imigrasi.

pemakaman nasrallah
Pemakaman Hassan Nasrallah. (Wikimedia Commons/Khamenei.ir)

Dalam penjelasan publik pertamanya atas pengusirannya, Departemen Kehakiman mengatakan Alawieh, seorang spesialis transplantasi ginjal di Universitas Brown, ditolak masuk kembali ke Amerika Serikat berdasarkan apa yang ditemukan CBP di teleponnya dan pernyataan yang dibuatnya selama wawancara di bandara, dikutip dari Reuters 18 Maret.

Menurut transkrip wawancara yang ditinjau oleh Reuters, dia mengatakan kepada CBP, dia tidak mendukung Hizbullah tetapi sangat menghormati Nasrallah karena agamanya.

"Saya bukan orang yang berpolitik," katanya.

"Saya seorang dokter. Ini terutama tentang iman," tandasnya.

Diketahui, Pemerintah Barat termasuk Amerika Serikat menetapkan Hizbullah sebagai kelompok teroris.

Berdasarkan pernyataan tersebut dan penemuan foto Nasrallah dan Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, di ponselnya, Departemen Kehakiman mengatakan CBP menyimpulkan "niatnya yang sebenarnya di Amerika Serikat tidak dapat dipastikan."

"Visa adalah hak istimewa, bukan hak, mengagungkan dan mendukung teroris yang membunuh warga Amerika adalah alasan penolakan penerbitan visa," kata juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Tricia McLaughlin dalam sebuah pernyataan.

"Ini adalah keamanan yang masuk akal," tandasnya.

logan international airport
Area kedatangan internasional di Boston Logan International Airport Terminal E. (Wikimedia Commons/hildgrim)

Sementara itu, Stephanie Marzouk, pengacara sepupu Alawieh, Yara Chehab, mengatakan kepada wartawan di luar pengadilan pada Hari Senin, mereka "tidak akan berhenti berjuang."

Beberapa jam kemudian, ratusan demonstran, termasuk beberapa rekannya dari rumah sakit, berkumpul di halaman Rhode Island State House di Providence untuk menunjukkan dukungan mereka, membawa spanduk yang bertuliskan "Visanya sah," "Dia tidak melakukan kesalahan apa pun," dan "Hentikan deportasi massal sekarang."

Juru bicara Brown University yang berpusat di Providence mengatakan pihaknya tengah berupaya mempelajari lebih lanjut tentang apa yang terjadi.

Alawieh sendiri telah bekerja di Brown Medicine, ppraktik medis nirlaba yang berafiliasi dengan sekolah kedokteran Brown.

Menyusul berita deportasi Alawieh, Universitas Brown mengeluarkan panduan pada Hari Minggu yang menyarankan mahasiswa, staf, dan fakultas internasionalnya untuk mempertimbangkan penundaan atau penangguhan perjalanan pribadi ke luar Amerika Serikat "demi kehati-hatian yang berlebihan."

pemakaman hassan nasrallah
Pemakaman Hassan Nasrallah. (Wikimedia Commons/Khamenei.ir)

Dalam pengajuan pada Hari Senin, Departemen Kehakiman juga membela pejabat CBP terhadap klaim oleh tim hukum sepupunya, bahwa Alawieh diterbangkan keluar negeri pada Jumat malam yang melanggar perintah yang dikeluarkan oleh Hakim Distrik AS Leo Sorokin hari itu.

Hakim telah mengeluarkan perintah yang melarang pemindahan Alawieh dari Massachusetts tanpa pemberitahuan 48 jam. Namun, ia dinaikkan ke pesawat ke Prancis malam itu dan sekarang kembali ke Lebanon.

Hakim pada Hari Minggu telah mengarahkan pemerintah untuk menangani "tuduhan serius" bahwa perintahnya dilanggar dengan sengaja menjelang sidang yang telah dijadwalkan pada hari Senin.

Sidang itu dibatalkan pada Hari Senin atas permintaan satu-satunya pengacara sepupu yang tersisa, setelah pengacara di firma hukum Arnold & Porter Kaye Scholer yang mewakilinya secara pro bono mengundurkan diri, dengan alasan "ketekunan lebih lanjut" tentang kasus yang bergerak cepat itu.

Seorang pengacara di firma itu mengatakan dia pergi ke bandara pada Hari Jumat dan menunjukkan kepada petugas CBP salinan perintah Sorokin di laptopnya sebelum penerbangan Air France Alawieh berangkat, dan pejabat CBP lainnya dalam sebuah pernyataan pada Hari Senin, mengatakan dia diberi tahu hal itu terjadi sebelum membawa Alawieh ke area keberangkatan.

Namun, Departemen Kehakiman mengatakan pemberitahuan itu perlu diterima melalui saluran standar dan oleh penasihat hukum lembaga itu untuk ditinjau dan diarahkan, yang tidak terjadi.

"CBP menanggapi perintah pengadilan dengan serius dan berusaha untuk selalu mematuhi perintah pengadilan," tulis pengacara Departemen Kehakiman.

Pengajuan Departemen Kehakiman kemudian ditutup oleh Sorokin atas permintaan pengacara sepupunya. Reuters meninjaunya dari terminal publik di gedung pengadilan sebelum akses dibatasi lebih lanjut.