Tsunami COVID-19, Kanada dan Singapura Larang pendatang dari India
Ilustrasi bandara. (Unsplash/Chuttersnap)

Bagikan:

JAKARTA - India mencatat kasus positif COVID-19 harian sebanyak 314.835 kasus pada Kamis kemarin. Angka yang memecahkan rekor sekaligus kekhawatiran dari negara-negara di dunia. Kondisi yang menggambarkan tsunami COVID-19 yang kian memburuk di India.

Setelah Inggris, Uni Emirat Arab dan Hong Kong menangguhkan penerbangan dari India. Kanada dan Singapura juga melarang penerbangan dari India, untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

Pemerintah Kanada memutuskan untuk melarang sementara penerbangan penumpang dari India dan Pakista mulai Kamis malam waktu setempat, berlaku hingga 30 hari mendatang, namun tidak memengaruhi layanan kargo.

Menteri Kesehatan Kanada Patty Hajdu mengatakan, warga India menyumbang 20 persen ​​dari semua kedatangan internasional, mewakili lebih dari 50 persen dari tes positif yang dilakukan oleh petugas bandara Kanada.

"Dengan menghilangkan perjalanan langsung dari negara-negara ini, para ahli kesehatan masyarakat akan memiliki waktu untuk mengevaluasi epidemiologi yang sedang berlangsung di kawasan itu dan untuk menilai kembali situasinya," katanya dalam konferensi pers, melansir Reuters, Jumat 23 April.

Selain itu, Prancis memberlakukan karantina 10 hari untuk pelancong dari Brasil, Chili, Argentina, Afrika Selatan, dan India.

Sementara itu, melansir Straits Times, Singapura mengumumkan seluruh tidak memberikan izin masuk serta izin transit melalui Singapura, bagi mereka yang telah melakukan perjalanan ke India dalam kurun waktu 14 hari terakhir, seiring dengan peningkatan kasus COVID-19.  

"Langkah ini berlaku mulai pukul 11.59 malam pada hari Jumat, dan termasuk orang-orang yang memiliki persetujuan sebelumnya untuk memasuki Singapura, kata Menteri Pendidikan Lawrence Wong.

Selain itu, orang-orang yang baru-baru ini bepergian ke India dan belum menyelesaikan pemberitahuan tinggal di rumah (SHN) 14 hari sebelum pukul 11.59 malam pada Kamis malam, harus menyelesaikan SHN tujuh hari tambahan mereka di fasilitas khusus.

Nantinya, mereka akan menjalani tiga tes polymerase chain reaction (PCR) virus corona, yakni ketika mereka tiba, pada hari ke-14 SHN mereka dan sebelum akhir SHN mereka.

Menteri Kesehatan Gan Kim Yong, yang bersama Wong memimpin gugus tugas multi-kementerian yang menangani pandemi mengatakan, Singapura semakin waspada terhadap virus corona, mengingat meningkatnya jumlah kasus dan varian virus yang muncul di seluruh dunia.

"Situasi dapat meningkat dengan cepat, yang memerlukan pengetatan langkah-langkah di Singapura," lugasnya.