Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Inggris memutuskan untuk menambahkan India ke dalam 'daftar merah' perjalanan pada Hari Jumat, setelah mendeteksi 10 kasus varian virus corona yang pertama kali teridentifikasi di negara tersebut. 

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pada Senin 19 Januari waktu setempat. Varian India disebut lebih mudah menyebar dan bisa menghindari vaksin COVID-19.

"Kami telah membuat keputusan yang sulit namun penting untuk menambahkan India ke Daftar Merah. Ini berarti siapa pun yang bukan penduduk Inggris atau Irlandia atau warga negara Inggris tidak dapat memasuki Inggris jika mereka telah berada di India dalam 10 hari sebelumnya," terang Hancock di hadapan Parlemen Inggris, seperti melansir Reuters

"Penduduk Inggris dan Irlandia serta warga negara Inggris yang telah berada di India dalam 10 hari terakhir sebelum kedatangan, mereka harus menyelesaikan karantina hotel selama 10 hari sejak kedatangan," imbuhnya.

Aturan mulai berlaku pada pukul 4 pagi waktu setempat (0300 GMT) pada Hari Jumat 23 April mendatang, Hancock menambahkan.

Langkah tersebut diambil sebagai tindakan pencegahan sementara varian yang pertama kali diidentifikasi di India diteliti. Ditanya apakah vaksin yang diluncurkan di Inggris bekerja melawan varian tersebut, Hancock mengatakan, dia tidak dapat memberikan jaminan itu tetapi sedang mencari jawaban secepat mungkin.

"Inti keprihatinan saya tentang varian yang pertama kali ditemukan di India adalah, vaksin mungkin kurang efektif dalam hal penularan dan/atau dalam hal mengurangi rawat inap dan kematian," ungkapnya.

"Ini adalah perhatian yang sama yang kami miliki dengan varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Dan merupakan alasan utama mengapa kami mengambil keputusan hari ini," pungkasnya.