Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan status aktivitas Gunung Anak Krakatau tak dinaikkan dan masih pada level II yakni waspada, meski sempat mengalami erupsi dan melontarkan kolom abu setinggi 657 meter di atas permukaan laut pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari tadi.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, saat Gunung Anak Krakatau erupsi menghasilkan kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah Utara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi kurang lebih 38 menit 4 detik.

Namun, Agus mengatakan, kondisi terakhir pada pukul 04.00 WIB di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, tidak terpantau adanya bau belerang dan debu vulkanik, dan hujan mulai turun hujan.

"TRC BPBD Kabupaten Lampung Selatan telah menghubungi tim pemantau Gunung Api Krakatau. Status masih waspada (level II) dan aktivitas vulkanik sudah reda. Masyarakat diimbau tidak panik," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, di Jakarta, Sabtu, 11 April.

Meski status Gunung Anak Krakatau tak dinaikan, namun masyarakat ataupun wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilo meter (km) dari kawah.

Aparat keamanan, kata Agus, juga disiagakan di lokasi kejadian untuk membantu mengevakuasi warga. Semenatara, aparat desa dan camat setempat sudah berada di lokasi kejadian memberikan arahan kepada warga.

Agus berujar, sampai pagi ini belum ada laporan kerusakan, petugas BPBD dan aparat setempat akan terus memantau dan melaporkannya.

Erupsi Krakatau (PVMBG)

Dentuman tak berasal dari erupsi

Kondisi Gunung Anak Krakatau ini juga sempat menjadi trending di Twitter dengan tagar #Krakatau. Namun, sebelum tagar tersebut, tagar #dentuman telah dulu ramai direspons warganet.

Anehnya, pada Sabtu dini hari, sekitar pukul 01.40 hingga 03.00 WIB terdengar dentuman aneh yang melanda warga Jakarta dan sekitarnya. Dentuman tersebut dipercayai adalah suara erupsi Gunung Anak Krakatau.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani menegaskan, bahwa suara dentuman yang terdengar di wilayah Jakarta dan sekitarnya bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

Meski begitu, Kasbani tidak menampik bahwa Gunung Anak Krakatau sejak Jumat hingga saat ini masih terus erupsi kecil dan menghasilkan kolom abu vulkanik hanya setinggi 500 meter.

"Memang gunungnya sedang aktif, sedang ada erupsi tetapi kecil karena ancamannya cuma 2 kilo meter (KM) dan sementara dari pos kami di Pantai Carita yang paling dekat dengan gunung teman-teman tidak terdengar dentuman yang disebutkan tadi," katanya, saat dihubungi VOI.

Kasbani mengatakan, sejauh ini berdasarkan pantauan aktivitas vulkanik yang diamati pihaknya, erupsi Gunung Anak Krakatau tidak ada hubungannya dengan dentuman yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya.

"Ya kalau yang lebih dekat saja tidak terdengar apalagi yang jauh? Kami saja tidak terdengar artinya mungkin tidak terkait dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Gunung Api Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan membantah jika suara tersebut berasal dari Gunung Anak Krakatau yang erupsi sejak Jumat, 10 April, pukul 23.35 WIB.

"Saat ini masih terjadi erupsi, ini tipikal erupsi dengan kondisi gas yang relatif sedikit. Sehingga kalau dikaitkan dengan kejadian dentuman di Jakarta, ini sangat sulit dibayangkan," kata Hendra, saat wawancara langsung di Radio Elshinta.

"Saya kira bukan (karena Gunung Anak Krakatau). Terlalu jauh," sambungnya.