Bagikan:

JAKARTA - Masyarakat dan tentunya warganet dihebohkan dengan fenomena alam yang muncul dari gunung Anak Krakatau yang berlokasi di Lampung. Tak sedikit dari mereka mendengar suara dentuman yang diklaim sebagai letusan gunung tersebut.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Republik Indonesia melalui akun Instagram resminya @lapan_ri menyebut dentuman yang terdengar di wilayah Jabodetabek tersebut bukan berasal dari suatu letusan Gunung Anak Krakatau.

Peneliti ahli utama LAPAN, yaitu Prof Dony Kushardono memberikan pengamatannya melalui pantauan citra satelit cuaca (visible & infrared) LAPAN. Pantauan menunjukkan perbedaan waktu erupsi Anak Krakatau dan waktu dentuman yang terjadi di wilayah tersebut.

Unggahan itu juga menyertakan video, di mana nampak semburan vulkanik dari gunung itu pada pukul 24.00 WIB. Terlihat juga gumpalan asap berwarna abu-abu pekat yang muncul menyelimuti daerah sekitarnya dan debu yang terbang terbawa angin menuju arah barat hingga pukul 05.00 WIB.

"Jadi, suara dentuman yang terdengar di Jakarta-Depok yang diisukan terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari tadi kemungkinan bukan dari suara letusan Gunung Anak Krakatau," tulis @lapan_ri dalam postingan Instagramnya.

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengungkap hal sama. Ia menyatakan bahwa dentuman tersebut juga bukan berasal dari fenomema alam maupun langit. Bahkan, fasilitas LAPAN pun tidak bisa mengklaim hal tersebut.

"Saya tidak tahu soal dentuman itu. Fasilitas LAPAN pun tidak terkait untuk mendeteksi klaim dentuman itu," ujar Thomas saat dihubungi tim VOI, Sabtu 11 April.

Sedangkan, warganet di jejaring media sosial Twitter banyak yang menyebutkan bahwa dentuman ini merupakan fenomena skyquake. Tetapi fenomema tersebut tidak memiliki penjelasan secara ilmiah dan terbukti kebenarannya. Entahlah. Yang jelas, skyquake sendiri adalah fenomena menarik yang sejak lama jadi misteri. 

Skyquake

Seperti yang diwartakan Science How Stuff Work, skyquake sering disebut-sebut sebagai dentuman yang berasal dari langit, maupun meteor jatuh. Suaranya mirip seperti meriam dan ledakan besar lainnya yang jatuh ke tanah.

Suara skyquake pernah beberapa kali terdengar di wilayah Amerika Serikat (AS), India di mana kota-kota yang berada di tepi laut Digha dan Mandarmani terdengar ledakan yang sangat keras sehingga menghancurkan jendela hotel. Begitupun dengan Jepang dan Australia di masa lampau.

Menurut Ilmuwan United States Geological Survey (USGS), Emeritus David Hill mengungkapkan ledakan misterius sudah terdengar selama bertahun-tahun di berbagai belahan dunia. Di Belgia, skyquake dikenal sebagai 'pembohong' sedangkan orang Italia menyebut mereka 'brontidi.' 

Warga sekitar Danau Seneca di Pegunungan Catskill New York, penduduk telah lama mendengar "Seneca guns", yakni sebuah fenomena yang digambarkan oleh penulis James Fenimore Cooper pada 1851 sebagai suara yang menyerupai ledakan sepotong artileri berat, yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum alam hingga kini.

Suara dentuman juga bisa terjadi karena gempa bumi dangkal yang dapat menghasilkan suara yang dapat didengar tanpa guncangan. Ledakan gas metana yang dilepaskan dari metana hidrat juga bisa menjadi faktor dentuman teesebut. Atau meteor yang jatuh dari langit.

Seperti yang ditulis Hill, meteor yang menembus atmosfer dapat menciptakan gelombang sonik yang tidak akan mencapai permukaan Bumi sampai setelah meteor itu lenyap, sehingga hubungan antara keduanya tidak terlihat dengan mata telanjang.

"Memang benar bahwa mungkin ada beberapa penjelasan yang masuk akal untuk setiap kejadian tertentu dari suara ledakan misterius, dan bahwa lingkungan di mana suara itu terdengar akan menentukan mana dari penjelasan yang mungkin yang paling masuk akal. Suara yang terdengar di tengah padang pasir, misalnya, tidak mungkin disebabkan oleh ombak yang pecah," ungkap Hill.

Hill menambahkan bahwa sebagian besar suara dentuman terdengar dalam rentang yang terbatas, sehingga laporan kumpulan suara dentuman yang dipisahkan oleh jarak jauh kemungkinan besar berasal dari berbagai sumber. Mungkin saja termasuk suara dari meteorit yang meledak di atmosfer tinggi di atas Bumi atau pesawat terbang dengan kecepatan supersonik dalam jarak yang lebih jauh.