Pengaruh COVID-19 terhadap Program Pengelolaan Sampah di Jakarta
Petugas oranye membersihkan jalanan di Jakarta (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kebijakan work from home (WFH) dan pembatasan kegiatan lain yang mulai diterapkan di Jakarta --sebagai upaya menekan penularan COVID-19 ternyata bisa mengurangi jumlah sampah. Sebuah program bernama Samtama yang dahulu berjalan penuh kesulitan, sekarang bergulir lancar. Menariknya, hal baik ini bisa kita lanjutkan, bahkan hingga nanti ketika kehidupan berjalan normal.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Andono Warih menyebut, tonase sampah ke TPST Bantargebang berkurang per hari sebanyak 650 ton dari total tujuh ribu ton sampah yang biasa dihasilkan sejak kebijakan WFH dilakukan 16 Maret. Itu artinya, hampir 10 persen sampah berkurang.

"Penurunan tonase atau berat sampah sebesar rata-rata 620 ton per hari. Penurunan dibandingkan dari data rata-rata harian periode 1 sampai 15 Maret 2020 dengan rata-rata harian setelah ada kebijakan WFH," tutur Andono saat dikonfirmasi, Kamis, 9 April. 

Andono menjelaskan, pengurangan timbunan sampah berasal dari sumber komersial seperti hotel, pusat perbelanjaan, restoran, perkantoran, fasilitas umum, hingga tempat wisata. 

Pengurangan sampah, kata Andono adalah hal baik. Karenanya, Andono mengimbau agar masyarakat lebih giat lagi melakukan pengurangan sampah, terlebih dengan kondisi di mana sebagian besar warga beraktivitas di rumah. 

"Kita dapat menerapkan strategi pengurangan sampah, yakni program sampah tanggung jawab bersama atau Samtama. Program ini menekankan aktivitas kurangi, pilah, dan olah sampah yang dilakukan oleh masyarakat sebagai penghasil sampah," ungkap dia.

TPA Bantargebang (Irfan Meidianto/VOI)

Lanjutkan

Pertama, yaitu strategi pintu depan pada tahap sebelum mengonsumsi. Sebelum berbelanja, masyarakat harus tahu dan sadar apa yang mau dikonsumsi sejak dalam pikiran. Jika itu menghasilkan sampah dalam jumlah banyak, tak perlu dikonsumsi. 

Kedua, yaitu strategi pintu tengah. Semua sisa barang tidak buru-buru dibuang ke tempat sampah. Masyarakat diimbau tidak mengambil makanan secara berlebihan sehingga potensi sampah berkurang. 

Ketiga, yaitu strategi pintu belakang. Disiplin memilah sampah menjadi kunci, misalnya sampah organik masuk ke komposter atau lubang biopori. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang dikumpulkan sementara di rumah. 

"Ketika wabah COVID-19 mereda dan situasi sudah relatif aman, maka dapat ditabung di bank sampah terdekat. Sampah anorganik, seperti kaleng, botol, kardus bekas, dapat disimpan sementara dan relatif aman karena tidak membusuk,” jelas Andono.