Jepang yang Sunyi
Ilustrasi kesunyian di Jepang (Photo by Dino Sabic on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Tak ada lagi hiruk pikuk di sejumlah kota besar di Jepang. Banyak toko-toko yang tutup. Sangat sedikit sekali pejalan kaki terlihat. Jepang kini sunyi senyap.

Jepang kini memang sedang memasuki babak baru. Pemerintah di sana resmi memberlakukan status keadaan darurat untuk menghadapi wabah virus corona jenis baru.

Dilansir dari Kyodo News, Rabu, 8 April, banyak mal yang sudah tutup. Isetan Mitsukoshi Holdings Ltd. menutup semua dari enam department store Mitsukoshi dan Isetan di area metropolitan. Sementara toko Matsuya Co. di area perbelanjaan Ginza Tokyo juga ditutup.

Sentra bisnis di Tokyo, Osaka dan lima prefektur lainnya, juga memutuskan tutup hingga 6 Mei mendatang. Namun supermarket, toko obat, dan sejumlah tempat lain yang menyediakan layanan penting, masih tetap buka. Termasuk beberapa department store yang menjual makanan.

Tempat hiburan seperti bioskop, arena bowling dan toko-toko di dalam bangunan stasiun, praktis tutup. Beberapa resto seperti McDonald's dan Starbucks tak lagi menjalankan sistem layanan 24 jam.

Moda transportasi di Jepang memang masih berjalan. Namun jumlah penumpang kereta api maupun bus, turun drastis.

"Pada pagi yang biasa, lalu lintas sangat sibuk di sini, tapi saya merasa lebih sedikit penumpang (hari ini)," kata warga Jepang di depan Stasiun JR Yurakucho di pusat Tokyo.

Memang tidak semua karyawan cuma berdiam diri di dalam rumah. Beberapa pekerja masih ada yang beraktivitas di luar rumah. Namun biasanya karena urusan yang penting.

"Aku harap ini berakhir dengan cepat sehingga kita bisa keluar dengan bahagia," ucap warga Jepang lainnya.