JAKARTA - Carmanita bergegas pergi membawa rasa pilu dari Bandara Soekarno Hatta menuju rumah duka almarhum Adiguna Sutowo di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pagi tadi.
Semestinya, Carmanita harus terbang ke Bali sekitar pukul 12.00 WIB. Pukul 07.30 WIB ia tiba di Bandara Soetta untuk menjalani rapid test antigen. Ia pikir, tes COVID-19 memakan waktu lama. Ternyata hanya sekitar 30 menit.
Sebagai sahabat sedari kecil, desainer batik ini tidak ingin kehilangan kesempatan melihat sosok Adiguna untuk terakhir kali. Karenanya, ia rela sempatkan diri pergi ke Menteng, sebelum akhirnya ia kembali ke Bandara untuk terbang ke Bali siang ini.
"Aku langsung lari ke Menteng. Setibanya di rumah duka, Semua kaget lihat aku yang harusnya sudah berangkat ke Bali. Aku patah hati banget mendengar kabar dia meninggal. Hatiku enggak bakal tenang kalau aku enggak pegang kepala dia, melihat langsung," ujar Carmanita kepada VOI, Minggu, 18 April.
BACA JUGA:
Di mata Carmanita, Adiguna layaknya keluarga. Saking lamanya mereka bersahabat, Carmanita mengaku sampai tidak bisa menceritakan kenangan bersama Adiguna yang membekas di benaknya.
"Aku susah kalau cerita kenangan sama dia. Aku sudah bersahabat 50 tahun lho, dari kecil. Orang tua kami juga bersahabat. Kami sudah seperti keluarga, dari kecil hingga sama-sama sekolah ke Amerika," tutur dia.
Yang jelas, Carmanita tahu betul kalau Adiguna sosok yang dermawan. "Dia itu tidak pernah rela melihat orang susah. Apapun, at all cost dia akan selalu dorong orang. Hatinya beautiful. Very kind person," lanjut dia.
Sebelum meninggal, Adiguna sempat dirawat beberapa waktu di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Carmanita bercerita, ia sempat kesal dengan keadaan pandemi COVID-19 yang membuat rumah sakit mengeluarkan aturan tidak membolehkan pasien dijenguk selain keluarga dekat.
"Dia memang punya penyakit infeksi paru. Jantungnya juga sudah dipasang ring. Selama dia di ICU, aku enggak bisa menjenguk beliau. Setelah pulang dari Bali, aku pasti bakal kunjungi keluarganya," ungkap Carmanita.
Dikabarkan sebelumnya, Adiguna Sutowo dikabarkan meninggal dunia pada hari ini sekitar pukul 04.00 WIB. Ia disemayamkan di rumah duka di Jalan Kamboja Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat. Lalu, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Adiguna adalah putra dari mantan Direktur Utama PT Pertamina, Ibnu Sutowo pada era Presiden Soeharto. Adiguna juga merupakan mertua dari Dian Sastrowardoyo.
Adiguna lahir di Jakarta, 31 Mei 1958. Ia pernah menempuh pendidikan pada salah satu universitas di Amerika Serikat.
Dirangkum dari berbagai sumber, Adiguna merupakan pemilik grup perusahaan Nugra Santana Group. Salah datu perusahaan yang ia miliki adalah PT Suntri Sepuri. Perusahaan yang didirikan pada 1998 ini memproduksi tablet, kapsul, sirup dan suspensi, sirup kering/serbuk injeksi beta laktam.
Adiguna beserta keluarganya juga memiliki bisnis properti yakni PT Indobuild Co. Salah satu yang dimiliki adalah Hotel Hilton Jakarta atau yang sekarang dikenal dengan Hotel Sultan.
Adiguna juga menjadi salah satu pendiri Mugi Rekso Abadi (MRA) Group pada tahun 1993. MRA adalah perusahaan terkait majalah, ritel, hotel, penyiaran, makanan dan minuman, gaya hidup, hiburan dan perusahaan otomotif.