JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menargetkan investasi di sektor industri manufaktur mencapai Rp323,56 triliun pada 2021, atau naik Rp58,28 triliun dari target 2020 yang sebesar Rp265,28 triliun.
“Pemerintah bertekad untuk terus mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui kebijakan strategis, yang bisa menjadi daya tarik bagi para investor asing maupun domestik supaya mereka semakin percaya diri menanamkan modalnya di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi pada Minggu, 18 April.
Searah upaya tersebut, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier menyampaikan, komitmen pemerintah dalam mendorong peningkatan investasi di sektor industri telah tertuang di beberapa regulasi yang baru diluncurkan.
“Misalnya, penerbitan Undang-Undang Cipta Kerja serta regulasi turunannya, akan membangun ekosistem iklim investasi yang kondusif dan menjadi daya tarik bagi para investor, serta diharapkan mempercepat program substitusi impor yang ditargetkan mencapai 35 persen pada akhir 2022,” papar Taufiek.
Dirjen ILMATE juga menyebutkan beberapa sektor yang masih menjadi primadona bagi para investor untuk menanamkan modalnya, salah satunya adalah industri elektronika.
“Kami terus berupaya memacu pengembangan investasi di sektor industri elektronika, di mana industri elektronika merupakan salah satu sektor prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0,” tuturnya.
PT. Pegatron Technology Indonesia, salah satu produsen elektronika asal Taiwan yang telah beroperasi di Indonesia sejak 2010 ini mulai melakukan ekspansi pada 2019. Salah satu perluasan bidang usaha barunya, yakni memproduksi peralatan telekomunikasi lainnya.
Unit usaha pertama Pegatron di Asia Tenggara ini berada di lahan seluas satu hektare, di lot 5 Kawasan Industri Batamindo, Kecamatan Sungai Beduk, Batam.
Pada saat opening ceremony di 2019 lalu, perusahaan telah mempekerjakan sebanyak 40 tenaga kerja dengan investasi sebesar 40 juta dolar AS. Nilai tersebut merupakan investasi awal dari rencana sebesar 1,5 miliar dolar AS yang akan direalisasikan secara bertahap, dan sekaligus akan menambah penyerapan tenaga kerja.
BACA JUGA:
Hingga 2021, PT Pegatron Technology Indonesia telah menggelontorkan investasinya sebesar 7 juta dolar AS untuk merenovasi pabrik serta sekitar 1 juta dolar AS untuk pengadaan mesin dan peralatan, yang saat ini dalam tahap pengembangan trial production.
“Di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, kami memberikan apresiasi atas komitmen para investor yang telah menanamkan modalnya di Indonesia,” ujar Taufiek.
PT Pegatron Technology Indonesia telah melakukan ekspor pertama kalinya ke pasar Amerika Serikat untuk produk smarthome, wi-fi dan power bank dengan menggandeng PT. Sat Nusapersada dalam menjalankan usahanya.
Target pasar perusahaan sementara ini adalah 100% untuk pasar ekspor, namun apabila ada permintaan dalam negeri yang sesuai dengan perhitungan ekonomi dan bisnis, perusahaan mempertimbangkan kembali untuk mengisi pasar domestik.
Pada pertengahan 2021 ini, PT Pegatron Technology Indonesia juga berencana mengajukan permohonan verifikasi teknis izin usaha industri (IUI) untuk bidang usaha baru lainnya.
“Sekali lagi, kami mengapresiasi kepada PT Pegatron Technology Indonesia atas rencana perluasan investasinya di Batam. Dalam waktu dekat mereka akan mendatangkan tenaga ahli untuk membantu set up pabrik di Indonesia selama enam bulan,” tutur Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, Ali Murtopo Simbolon.