Waspada, Virus African Swine Fever yang Menyerang Babi Merebak di Ogan Komering Ulu
Ilustrasi hewan ternak babi mati mendadak terserang virus ASF. (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Dinas Perikanan dan Peternakan Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan berupaya menekan penyebaran virus African Swine Fever (ASF) atau penyakit babi agar tidak menyebar hingga merugikan peternak setempat.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Perikanan dan Peternakan Ogan Komering Ulu (OKU), Sugiarto di Baturaja, Jumat menerangkan bahwa salah satu upaya yang dilakukan pihaknya yaitu memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang virus tersebut.

Sosialisasi ini dilakukan ke desa-desa di Kabupaten untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar memahami virus ASF termasuk cara mengatasinya agar tidak menyebar luas ke peternakan warga.

"Sosialisasi ini menyusul adanya puluhan ekor babi hutan yang mati mendadak di wilayah Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya dan SP3 Kecamatan Peninjauan beberapa waktu lalu," katanya.

Dia mengemukakan, berdasarkan hasil laboratorium terhadap babi hutan yang mati mendadak ini dinyatakan positif terinfeksi virus ASF.

"Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan Balai Veteriner Lampung guna mengatasi virus ASF yang menyerang babi hutan di Kabupaten OKU ini," ujarnya.

Dia menjelaskan, virus African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar.

Virus ASF yang pertama kali muncul di Medan, Sumatera Utara ini sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.

Virus ini tidak berbahaya bagi manusia karena tidak dapat menular dari hewan yang terinfeksi ASF, namun jika dibiarkan akan menular pada babi lainnya hingga menyebabkan kematian.

"Hal tersebut tentunya merugikan masyarakat khususnya yang memiliki ternak babi," ujar dia.

Oleh sebab itu, penanganan pertama pada babi yang mati karena penyakit ASF agar dimasukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur untuk mencegah penularan yang lebih luas.

"Masyarakat juga diimbau agar tidak menjual babi yang terkena penyakit ASF serta tidak mengkonsumsinya," ujarnya.