JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akan melakukan perjalanan ke Korea Selatan, Jepang, dan Prancis mulai 4-9 Januari di tengah krisis politik Seoul.
Pengawal kepresidenan dan pasukan militer Korea Selatan pada Jumat mencegah pihak berwenang menangkap Presiden yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol, yang sedang diselidiki atas tuduhan pemberontakan terkait penerapan darurat militer pada 3 Desember 2024.
Dilansir Reuters, Sabtu, 4 Januari, Blinken akan bertemu dengan para pejabat senior pemerintah Korea Selatan dan akan membahas bagaimana mereka dapat memperkuat upaya-upaya utama untuk mendorong Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan sejahtera, serta upaya trilateral dengan Jepang.
Sementara di Prancis, Blinken akan membahas tantangan-tantangan di Timur Tengah dan Eropa, di tengah upaya yang sedang berlangsung untuk menjamin gencatan senjata di Gaza.
BACA JUGA:
Kantor Investigasi Korupsi (CIO) Korea Selatan membatalkan upaya penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol pada Jumat, 3 Januari sore waktu setempat, dengan alasan keselamatan orang-orang di lapangan.
Surat perintah penangkapan presiden yang dimakzulkan parlemen itu berlaku hingga 6 Januari dan dapat diperpanjang.
Kehadiran polisi dalam jumlah besar terlihat di jalan-jalan dekat kediaman Yoon ketika ratusan orang berkumpul untuk mendukung pemimpin tersebut.
Presiden Yoon untuk diinterogasi dalam berbagai penyelidikan, termasuk tuduhan memimpin pemberontakan terkait darurat militer.
Pengadilan awal pekan ini menyetujui surat perintah penangkapan terhadap Yoon – yang merupakan pertama kalinya tindakan serupa diambil terhadap presiden yang sedang menjabat. Sebagai respons, tim keamanan presiden mengatakan tindakan keamanan diambil sesuai dengan proses yang semestinya.