JAKARTA - Rezim Pemerintahan Presiden Bashar Assad telah digulingkan pemerontak Suriah pada 8 Desember 2024. Namun, jejak militer yang dahulu dirahasiakan rezim tersebut kini terbongkar.
Salah satunya terowongan bawah tanah rahasia yang terhubung dari Istana Kepresidenan hingga lereng Gunung Qasyun lokasi pos atau kompleks militer Garda Republik alias tentara Suriah rezim Assad.
"Kami memasuki barak besar Garda Republik setelah pembebasan Damaskus yang membuat Assad melarikan diri ke Moskow," kata seorang pejabat militer dari kelompok militan Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) yang mendominasi aliansi pemberontak Suriah, Mohammad Abu Salim, dikutip dari AFP, Minggu 5 Januari.
"Kami menemukan jaringan terowongan yang luas yang mengarah ke Istana presiden" sambungnya.
Selama pemerintahan Assad, lereng Gunung Qasyun terlarang untuk didekati penduduk sipil.
Lereng itu menjadi lokasi ideal bagi para penembak jitu. Dari Qasyun yang menghadap Damaskus, terlihat istana kepresidenan dan gedung-gedung pemerintah lainnya.
Dari lereng gunung itu juga unit artileri Garda Republik selama bertahun-tahun menggempur daerah-daerah yang dikuasai militan pemberontak di kawasan dekat Damaskus.
Seorang koresponden AFP memasuki kompleks militer Garda Republik itu. Ia menyebutkan, di sana, terdiri dari dua bunker berisi sejumlah ruangan luas yang disediakan untuk para prajurit Assad.
Bunker-bunker tersebut dilengkapi dengan peralatan telekomunikasi, listrik, sistem ventilasi, dan beragam senjata.
Terdapat juga terowongan lain yang lebih sederhana untuk menyimpan amunisi.
Meskipun memiliki fasilitas yang rumit seperti itu, tentara Suriah tetap runtuh dikalahkan militan pemberontak yang terdiri dari berbagai aliansi dipimpin bos HTS Abu Mohammed al-Golani, atau Ahmed al-Sharaa. Sharaa kini menjadi pemimpin de facto Suriah.
Saat dikalahkan pemberontak hanya dalam dua minggu lewat serangan dari utara hingga akhirnya Damaskus direbut, tentara Suriah rezim Assad meninggalkan tank-tank dan perlengkapan militer lainnya, salah satunya di kompleks militer lereng Gunung Qasyun.
Tampak sejumlah tank dan senjata berat terparkir di bawah batu melengkung bak kanopi garasi di sana.
Tak jauh dari situ, ada patung saudara Presiden Bassel Assad di atas seekor kuda yang telah dihancurkan.
Bassel Assad yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas pada tahun 1994 sebenarnya dianggap sebagai penerus sang ayah, Hafez Assad.
Hafez yang menjalankan pemerintahan Suriah dengan paranoid, rahasia dan represif meninggal dan mewariskan takhta tersebut kepada Bashar Assad pada tahun 2000.
Kenangan yang dianggap buruk itu membuat anggota militan pemberontak memakai foto Hafez dan Bashar sebagai target latihan tembak di kompleks militer Qasyun saat ini.
Masih di kamp Garda Republik di Qasyun, berjejer tong-tong besar berkarat yang kosong tanpa bahan peledak.
"Rezim menggunakan tong-tong ini untuk mengebom warga sipil di utara Suriah," ujar Abu Salim.
Dalam perang saudara Suriah yang dimulai tahun 2011 dan berlangsung selama bertahun-tahun, tong berisi bahan peledak kerap dijatuhkan dari helikopter atau pesawat terbang ke wilayah sipil yang dikuasai lawan Assad. Upaya itu telah mendapat kecaman dari PBB.