Bagikan:

JAKARTA - Kontingen pasukan keamanan dari Guatemala dan El Salvador tiba di ibu kota Haiti pada Jumat untuk memperkuat misi dukungan PBB yang telah lama tertunda.

Pasukan ini bertugas memulihkan keamanan di tengah konflik berdarah dengan geng bersenjata. Pasukan baru tersebut terdiri dari 75 orang dari Guatemala dan delapan warga Salvador.

Presiden dewan presiden transisi Haiti, Leslie Voltaire, bersama Perdana Menteri Alix Didier Fils-Aime dan Duta Besar AS Dennis Hankins, menyambut kedatangan pasukan tersebut di bandara Port-au-Prince.

“Mereka datang untuk memperkuat pasukan multinasional dalam perang melawan gangster dan senjata api di negara ini,” kata pemerintah dilansir Reuters, Sabtu, 4 Januari.

Presiden Guatemala Bernardo Arevalo pada September berjanji untuk mengirimkan 150 polisi militer. Sementara El Salvador pada Agustus menjanjikan 78 tentara untuk operasi evakuasi medis serta tiga helikopter.

Helikopter memang sangat dibutuhkan oleh pasukan keamanan Haiti yang menghadapi daerah pegunungan dan jalan raya yang dipenuhi pos pemeriksaan yang dikendalikan geng.

Presiden Salvador Nayib Bukele menyatakan pihaknya bakal mampu "memperbaiki" Haiti. Dia menegaskan geng bersenjata di Haiti harus "dilenyapkan".

Misi melenyapkan geng bersenjata dipimpin oleh Kenya yang mengerahkan hampir 400 polisi pada pertengahan tahun 2024, jauh dari jumlah 1.000 polisi yang dijanjikan. Polisi kemudian bergabung dengan 24 personel Jamaika dan dua perwira senior dari Belize.

Namun, misi tersebut gagal mencegah geng-geng mengambil wilayah baru dan melakukan beberapa pembantaian ketika kekerasan meningkat secara dramatis dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini menyebabkan ribuan orang meninggalkan rumah mereka.

Sementara itu, kepolisian nasional Haiti telah memecat ribuan petugas dalam beberapa tahun terakhir.

Sekitar 10 negara bersama-sama telah menjanjikan 3.100 tentara untuk Haiti, namun sejauh ini hanya sedikit yang telah dikerahkan.