Bagikan:

JAKARTA - Pendukung Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk-yeol mengadopsi slogan "Hentikan Pencurian" yang dipopulerkan oleh pendukung Donald Trump, berharap Presiden Terpilih Amerika Serikat membantu Yoon.

Pendukung Yoon berkumpul di luar kediamannya pada Hari Jumat untuk mencegah upaya penangkapannya. Beberapa orang membawa spanduk dalam bahasa Inggris bertuliskan "Hentikan Pencurian", slogan yang digunakan pendukung Trump untuk mempertanyakan hasil pemilihan Presiden AS 2020, di mana politisi Republik itu kalah.

"Ia benar-benar dapat membantu Presiden Yoon," kata profesor universitas Lee Ho-chung, seraya menambahkan audiens untuk poster berbahasa Inggrisnya "Hentikan Pencurian" adalah orang Amerika dan Korea, dikutip dari Reuters 3 Januari.

Sedangkan Pyeong In-su (71) memegang bendera Amerika Serikat dan Korea Selatan dengan tulisan "Ayo maju bersama" dalam bahasa Inggris dan Korea, mengatakan ia mengandalkan kembalinya Trump untuk menyelamatkan Yoon.

"Saya berharap Trump akan segera memangku jabatan dan menyuarakan penolakannya terhadap pemilu yang curang di negara kita dan di seluruh dunia agar dapat membantu Presiden Yoon untuk kembali (kekuasaan) dengan cepat," kata Pyeong.

Sementara itu, Seo Hye-kyoung yang memegang tanda "Hentikan Pencurian" dengan bendera Tiongkok mengklaim "orang Tiongkok telah datang ke negara kita dan mencuri suara kita".

Sebelumnya, Ratusan pengunjuk rasa pro-Yoon mengepung kompleks kepresidenan, beberapa bermalam di luar dalam suhu di bawah nol, berharap untuk mencegah upaya penangkapan.

"Pemakzulan yang tidak sah," teriak para pengunjuk rasa dengan beberapa orang membawa bendera Amerika yang sering ditemukan dalam protes oleh kaum konservatif di negara tersebut.

Presiden Yoon terhindar dari penangkapan pada Hari Jumat, setelah pasukan pengawal presiden dan tentara menghalangi upaya untuk melaksanakan surat perintah dalam penyelidikan pemberontakan kriminal, terkait pengumuman darurat militer oleh presiden pada 3 Desember.

Trump, yang akan menjabat untuk masa jabatan kedua pada 2 Januari, belum mengomentari situasi Yoon dan tidak ada hubungan yang jelas antara kampanyenya dengan para pendukung Yoon.

Pembelaan Yoon atas tindakannya juga memiliki kemiripan dengan retorika politik Trump, dengan dia mengutip kemungkinan penyimpangan pemungutan suara dan membela negara dari musuh di dalam dan luar.

Meskipun Yoon tidak menyebutkan masalah pemilu dalam deklarasi darurat militer awalnya, dia mengirim ratusan pasukan untuk menyerbu Komisi Pemilihan Umum Nasional (NEC) dan kemudian menuduh Korea Utara telah meretas NEC, tetapi tidak mengutip bukti apa pun.

Ia mengatakan serangan itu terdeteksi oleh Badan Intelijen Nasional, tetapi komisi tersebut, sebuah badan independen, menolak untuk bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan dan pemeriksaan sistemnya.

Peretasan itu menimbulkan keraguan atas integritas pemilihan parlemen April 2024 - yang mana partainya kalah telak - dan membuatnya mengumumkan darurat militer, katanya.