Bagikan:

JAKARTA - Pasukan komando Israel menyerbu lokasi produksi rudal bawah tanah di Suriah pada Bulan September, kata Israel Defense Forces (IDF), mengklaim itu memproduksi ratusan rudal presisi untuk Hizbullah melawan Israel.

Juru bicara IDF Letnan Kolonel Nadav Shoshani mengatakan, kompleks di dekat Masyaf, Pantai Mediterania itu sebagai "fasilitas manufaktur unggulan Iran di wilayah".

"Fasilitas ini dirancang untuk memproduksi ratusan rudal strategis per tahun dari awal hingga akhir, untuk digunakan Hizbullah dalam serangan udara mereka terhadap Israel," katanya, melansir Reuters 3 Januari.

Lebih jauh dia mengatakan, pabrik yang dibangun di lereng gunung itu telah diamati oleh Israel sejak pembangunan dimulai pada tahun 2017 dan hampir dapat memproduksi rudal berpemandu presisi, beberapa dengan jangkauan hingga 300 km (190 mil).

"Kemampuan ini menjadi aktif, jadi kita berbicara tentang ancaman langsung," katanya.

Rincian serangan pada 8 September tersebut telah dilaporkan di media Israel, tetapi Letkol Shoshani mengatakan ini adalah konfirmasi pertama oleh militer, yang jarang mengomentari operasi pasukan khusus dan dipuji oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

"Ini adalah salah satu operasi pencegahan terpenting yang telah kami lakukan terhadap upaya poros Iran untuk mempersenjatai diri guna menyerang kami," katanya dalam sebuah pernyataan.

Letkol Shoshani mengatakan, serangan malam hari itu adalah "salah satu operasi paling rumit yang telah dilakukan IDF dalam beberapa tahun terakhir".

Disertai dengan serangan udara, serangan itu melibatkan puluhan pesawat dan sekitar 100 pasukan yang dibawa helikopter, katanya.

"Di akhir serangan, pasukan membongkar fasilitas itu, termasuk mesin dan peralatan manufaktur itu sendiri," katanya.

Militer merilis rekaman yang memperlihatkan pasukan Israel naik dan turun dari helikopter dan bergerak melalui apa yang tampak seperti terowongan berlapis beton dan lokasi industri, tempat mereka memeriksa dokumen.

Rekaman lainnya memperlihatkan komandan senior di pusat kendali, tampaknya saat operasi berlangsung.

Saat itu, media pemerintah Suriah mengatakan sedikitnya 16 orang tewas dalam serangan udara Israel di wilayah barat negara itu.

Diketahui, Israel menuduh mantan pemerintah Suriah Bashar al-Assad membantu gerakan Hizbullah yang berbasis di Lebanon menerima senjata dari Iran, mengatakan mereka bertekad menghentikan aliran senjata ke Lebanon.

Saat pemerintahan Assad runtuh menjelang akhir tahun lalu, Israel melancarkan serangkaian serangan terhadap infrastruktur militer Suriah dan lokasi pembuatan senjata untuk mencegahnya jatuh ke tangan musuh.