Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada Hari Rabu, kelompok militan Lebanon Hizbullah masih terorganisasi dan belum kehilangan rantai komandonya, meskipun ada serangan oleh Israel yang menurut Moskow berusaha memicu konflik bersenjata di Timur Tengah.

"Menurut penilaian kami, Hizbullah, termasuk sayap militernya, belum kehilangan rantai komandonya dan menunjukkan organisasinya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova kepada wartawan, dikutip dari Reuters 10 Oktober.

Lebih jauh Zakharova mengatakan, Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, memicu konflik di Timur Tengah dan menunjukkan kemunafikan dengan dukungannya terhadap Israel yang menimbulkan banyak korban sipil di Lebanon.

Diketahui, Hizbullah dibentuk oleh Garda Revolusi Iran pada awal 1980-an untuk memerangi Israel. Gerakan ini juga merupakan gerakan sosial, agama, dan politik utama bagi Muslim Syiah Lebanon.

Di sisi lain, Rusia juga mengecam Israel atas serangannya terhadap Suriah.

"Sekali lagi, Israel telah melanggar kedaulatan Suriah dengan meluncurkan serangan rudal ke gedung apartemen bertingkat di daerah padat penduduk di Damaskus," jelas Zakharova.

"Sangat keterlaluan tindakan seperti itu benar-benar berubah menjadi praktik rutin yang diterapkan di Suriah, Lebanon, dan Jalur Gaza," kritik Zakharova, seraya menambahkan hal itu menunjukkan "keinginan Israel untuk lebih memperluas geografi eskalasi bersenjata di wilayah tersebut."