Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Gaza mengatakan serangan udara Israel pada Hari Kamis menewaskan sedikitnya 68 orang di Jalur Gaza, termasuk di sebuah kamp pengungsi yang juga menewaskan kepala kapolisian setempat.

Serangan itu terjadi di Distrik Al-Mawasi yang ditetapkan sebagai zona kemanusiaan bagi warga sipil pada awal perang antara Israel dan Hamas, yang menguasai Gaza.

Direktur Jenderal Departemen Kepolisian Gaza Mahmoud Salah, dan ajudannya Hussam Shahwan, yang sedang memeriksa penduduk kamp, ​​tewas dalam serangan itu, menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikelola Hamas.

"Dengan melakukan kejahatan pembunuhan direktur jenderal polisi di Jalur Gaza, pendudukan bersikeras menyebarkan kekacauan di (daerah kantong) itu dan memperdalam penderitaan warga," tambah kementerian dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 3 Januari.

Sementara itu, Israel mengatakan wakil tersebut adalah kepala pasukan keamanan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza selatan.

Militer Israel mengatakan telah melakukan serangan berbasis intelijen di Al-Mawasi, tepat di sebelah barat kota Khan Younis, dan melenyapkan Shahwan, dengan mengatakan ia memimpin pasukan Hamas di Gaza selatan. Mereka tidak menyebutkan kematian Salah.

"Saat tahun dimulai, kita mendapat pengingat lain bahwa tidak ada zona kemanusiaan apalagi zona aman" di Gaza, kata Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA dalam unggahan di X.

"Setiap hari tanpa gencatan senjata akan membawa lebih banyak tragedi," tambahnya.

Jumlah korban tewas pada hari Kamis termasuk yang tertinggi dalam beberapa minggu terakhir.

Serangan udara Israel lainnya menewaskan sedikitnya 57 warga Palestina, termasuk enam orang di markas besar kementerian dalam negeri di Khan Younis dan lainnya di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, kamp Shati (Pantai), kamp Maghazi di Gaza tengah, dan Kota Gaza.

Militer Israel mengatakan telah menargetkan militan Hamas yang menurut intelijen beroperasi di pusat komando dan kendali "yang berlokasi di dalam gedung kotamadya Khan Younis di Area Kemanusiaan".

Ketika ditanya tentang jumlah korban tewas yang dilaporkan pada Hari Kamis, seorang juru bicara militer Israel mengatakan mereka mengikuti hukum internasional dalam melancarkan perang di Gaza, mengambil "tindakan pencegahan yang layak untuk mengurangi kerugian warga sipil".

Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, ketika kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya menurut perhitungan Israel.

Sebagai tanggapan, Israel melakukan blokade hingga kampanye militer di Jalur Gaza.

Otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi pada Hari Kamis, jumlah korban tewas Palestina sejak konflik terbaru pecah telah mencapai 45.581 jiwa, sementara 108.438 lainnya luka-luka, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan wanita, dikutip dari WAFA.

Militer Israel selalu menuduh militan Gaza menggunakan daerah pemukiman yang dibangun untuk berlindung. Di sisi lain, Hamas membantah tuduhan tersebut.