Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan pada Hari Kamis, pesawat tempur dan kapal perang Tiongkok telah melakukan "patroli tempur" pertama di sekitar pulau itu tahun ini.

Laporan itu keluar setelah Presiden Taiwan Lai Ching-te kembali menyatakan kesediaannya untuk berbicara dengan Beijing mengenai hubungan kedua negara.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan telah mendeteksi 22 pesawat militer Tiongkok, termasuk jet tempur J-16, yang melakukan "patroli kesiapan tempur bersama" di sekitar Taiwan bersama dengan kapal perang Tiongkok pada Kamis pagi.

Saat pesawat Tiongkok terbang di wilayah udara di utara, barat, barat daya dan timur Taiwan, pasukan Taiwan dikirim untuk berjaga-jaga.

Pada Hari Rabu, Komando Teater Timur Tiongkok, yang wilayah tanggung jawabnya meliputi Taiwan, merilis video Tahun Baru di media sosial yang memperlihatkan kapal perang dan pesawat tempur, dan apa yang tampak seperti jet tempur Tiongkok terbang di dekat pesawat patroli P-8 Poseidon yang terkadang dikirim AS melalui Selat Taiwan.

Video tersebut, yang diiringi lagu "Chinese" oleh bintang pop Hong Kong Andy Lau, juga menyertakan gambar mahasiswa Tiongkok yang mengunjungi Taiwan akhir tahun lalu atas undangan mantan Presiden Ma Ying-jeou.

Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung mengatakan pada Hari Kamis, video tersebut merupakan perang psikologis Tiongkok lainnya.

"Tentara Pembebasan Rakyat menunjukkan intimidasinya terhadap Taiwan," katanya.

Kementerian Pertahanan Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Diketahui, Negeri Tirai Bambu, yang memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, mengirim militernya ke langit dan perairan di dekat pulau itu hampir setiap hari, dan mengadakan apa yang disebut Taiwan sebagai "patroli kesiapan tempur bersama" beberapa kali dalam sebulan.

Sebelumnya, Presiden Lai, dalam konferensi pers di Hari Tahun Baru menegaskan kembali keinginannya untuk melakukan pertukaran dengan Tiongkok. Ia telah berulang kali menyerukan perundingan, tetapi ditolak mentah-mentah.

Beijing, yang mengadakan dua putaran latihan perang di sekitar Taiwan tahun lalu, menyebutnya sebagai "separatis".

Diketahui, Presiden Lai dan pemerintahnya mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.