JAKARTA - Mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Hari Rabu mengumumkan pengunduran dirinya dari Parlemen Israel (Knesset), setelah sering mengambil sikap berbeda terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan sekutunya di pemerintahan sayap kanan.
Gallant dipecat dari pemerintahan pada Bulan November oleh Netanyahu, setelah berbulan-bulan terjadi perselisihan mengenai pelaksanaan perang melawan Hamas di Gaza, tetapi tetap mempertahankan jabatannya sebagai anggota terpilih Knesset.
"Seperti halnya di medan perang, begitu pula dalam pelayanan publik. Ada saat-saat di mana seseorang harus berhenti, menilai dan memilih arah untuk mencapai tujuan," kata Gallant dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi, melansir The Times of Israel 2 Januari.
Gallant sering tidak sejalan dengan PM Netanyahu dan sekutu koalisinya dari partai-partai sayap kanan dan agama saat menjabat, termasuk soal pengecualian yang diberikan kepada pria Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer, isu yang sensitif di negara itu.
Pada Bulan Maret 2023, PM Netanyahu memecat Gallant setelah ia mendesak penghentian rencana pemerintah yang sangat diperebutkan untuk memangkas kewenangan Mahkamah Agung.
BACA JUGA:
Pemecatan Gallant ketika itu memicu gelombang protes massa, sebelum PM Netanyahu menarik kembali keputusan pemecatan Gallant.
Diketahui, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gallant dan PM Netanyahu, bersama dengan seorang pemimpin Hamas, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam konflik Gaza, yang ditentang Israel.