JAKARTA - Patung kuno, koin, permata dan telur yang masih utuh dari zaman Romawi dan Etruria ditemukan dalam penggalian di situs air panas di Tuscany selatan, Italia.
Pengumuman dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan Italia bulan ini.
Para arkeolog telah menggali di San Casciano dei Bagni, sebuah kota di puncak bukit sekitar 160 km (100 mil) di utara Roma sejak tahun 2019, mengumumkan penemuan luar biasa lainnya selama dua tahun terakhir.
San Casciano memiliki kuil yang terhubung dengan mata air panas yang digunakan untuk tujuan penyembuhan sejak abad ke-3 SM, kata kementerian tersebut.
Orang Etruria dan Romawi biasa melemparkan sesaji di sana, yang sekarang sedang digali.
Temuan terbaru, yang terletak hampir 5 meter (16 kaki) di bawah tanah, meliputi patung perunggu pria dan wanita, termasuk patung pria yang dipotong setengah memanjang, ribuan koin, mahkota dan cincin emas, batu mulia hingga serangkaian patung ular.
Salah satu di antaranya panjangnya hampir satu meter dan kemungkinan merupakan representasi Agathos Daimon, dewa berjanggut mirip ular dengan tanduk dari mitologi Yunani, yang mungkin merupakan pelindung mata air, kata kementerian, seperti melansir Reuters 20 Desember.
Itu akan menjadi patung perunggu terbesar dari dewa ini yang ditemukan sejauh ini, kata pernyataan itu, dengan mencatat contoh yang lebih kecil disimpan di British Museum di London dan di National Archaeological Museum, Naples.
Ribuan kulit telur juga ditemukan, serta telur yang utuh atau berlubang kecil yang memperlihatkan kuning telur masih di dalamnya, ditambah ranting yang dihiasi tanaman dan buah pinus, sebagai bagian dari sumbangan duniawi untuk tempat perlindungan tersebut.
Artefak San Casciano diyakini telah diawetkan selama berabad-abad oleh lumpur hangat dari mata air tersebut.
Berasal dari abad ke-3 SM, tempat suci ini awalnya dibangun oleh bangsa Etruria dan kemudian dikembangkan oleh bangsa Romawi menjadi kompleks spa terkenal, Balnea Clusinae, seperti dikutip dari Archaelogy News.
BACA JUGA:
Dihormati karena mata air panasnya yang bersifat terapeutik, situs ini menarik pengunjung dari seluruh Kekaisaran Romawi, termasuk Caesar Augustus.
Rencananya, temuan-temuan tersebut akan dipamerkan di museum baru yang dijadwalkan dibuka di kota itu pada akhir tahun 2026.